TAPAKTUAN (MA) – Banyak makna yang dimaknai dan diyakini oleh umat muslim atas Idul Fitri. Selain sebagai hari kemenangan, juga disebut sebagai hari yang fitrah atau suci.
Tetapi, soal penetapan waktu 1 Syawal, antara pemahaman satu kelompok dengan komunitas lainya masih terjadi perbedaan.
Soal berbeda ini, tidak lagi diperdebatkan. Semua sepakat, dalam bingkai persaudaraan Islam.
Idul Fitri, disebut pula sebagai lebaran, hari raya atau bagi masyarakat Kluet Aceh Selatan disebut “wari warayo”.
Idul Fitri, ditandai juga dengan pelaksanaan salat Id pada 1 Syawal.
Dan, para ulama pun menyebut hari kemenangan, setelah satu bulan berjuang dan “berperang” melawan hawa nafsu melalui syariah menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Momentum keagamaan yang besar ini, dirayakan pula dengan penuh suka cita oleh umat Islam, kendati hari kemenangan bulan Syawal itu berbeda antara satu kelompok dengan komunitas lainnya, sebagaimana disebutkan di atas tadi.
Pemerintah melalui Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah/2024 pada hari Selasa malam tanggal 9 April 2024.
Penetapan itu didasari hasil sidang isbat pada Selasa malam.
Organisasi Muhammadiyah, jauh hari telah mempublish dalam kalendernya, bahwa 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April 2024. Walau, pelaksanaan awal Ramadhan berbeda, karena organisasi Islam tertua di Indonesia ini memulai satu Ramadan satu hari sebelum penetapan oleh pemerintah.
Perbedaan 1 Syawal inilah yang menjadi fakta di dalam masyarakat.
Khususnya, di Aceh Selatan, perbedaan 1 Syawal 1445/2024 M terdapat di wilayah tertentu secara merata.
Secara fakta pula, tidak bisa disimpulkan adanya perbedaan secara batas kecamatan atau kampung.
Tetapi di kawasan kecamatan Pasie Raja, salat Idul Fitri dilaksanakan pada hari-hari Kamis, (11/4).
Demikian pula, sebagian masyarakat di kawasan Labuhan Haji.
“Sebagian besar di kecamatan Pasie Raja Bang, karena pada Rabu, (10/4), malam masyarakatnya masih melaksanakan salat taraweh bersama,” kata salah seorang warga Kluet Utara Saidi (40).
Jika di Aceh Selatan salat Idul Fitri pada umumnya pada Rabu tanggal 10 April, tetapi di Abdya, kabupaten yang berbatasan dengan kabupaten “pala”, melaksanakan salat id pada hari Kamis tanggal 11 April.
Menurut laporan warga Abdya, hanya sebagian jamaah, antara lain dari organisasi Muhammadiyah yang melaksanakan shalat hari raya Idul Fitri di lapangan bola kaki atau lokasi terbuka dan di masjid-masjid seluruh kecamatan pada Rabu (10/4) pagi.
Ada juga jamaah ‘non-Muhammadiyah’ yang memutuskan tetap merayakan Idul Fitri pada Rabu pagi, sesuai dengan penetapan pemerintah.
Di Aceh Selatan, karena ada perbedaan pelaksanaan salat Idul Fitri tersebut, maka aktifitas dan mobilitas penduduk untuk saling berkunjung tampak lengang pada hari pertama lebaran.
Terutama mobilitas warga di Jalan Negara Tapaktuan-Medan tepatnya di sepanjang Jalan Raya Teurbangan Pasie Raja-Kota Fajar Kluet Utara terbilang lengang pada hari pertama Idul Fitri secara nasional, Rabu, tanggal 10 April 2024.
Begitulah, sekilas gambaran suasana lebaran Idul Fitri di Aceh Selatan tahun ini, di tengah perbedaan waktu 1 Syawal 1445 H/2024 M yang di nilai sebagai persaudaraan Islam.(Maslow Kluet).