BENER MERIAH, (MA) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bener Meriah dan Aceh Tengah sangat menyambut baik atas keinginan dan kehadiran PT. Trigana Air yang berminat untuk melakukan angkutan kargo udara dari Bandar Udara Rembele dengan tujuan domestik.
Hal itu terungkap pada kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) membahas rencana pengoperasian kargo udara untuk mengangkut hasil alam dari Dataran Tinggi Gayo melalui Bandar Udara Rembele oleh PT. Trigana Air Service yang berkantor pusat di Jakarta.
FGD tersebut dihadiri langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Bener Meriah Drs. Haili Yoga, M.Si, dan Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar beserta unsur Dinas terkait, Kepala Kantor UPBU Rembele Rahmat Subhan Fajri, S.Kom. MM, Marketing Support & Revenue Control Manager PT. Trigana Air Service Eko Budi Gunarto dan Pelaku Usaha yang berpotensi memanfaatkan jasa kargo di kedua daerah itu. Acara FGD tersebut dipimpin oleh Ir. Yan Budianto di hotel Parkside Petro Gayo Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Sabtu, (17/12/2022).
Pj. Bupati Bener Meriah Haili Yoga sangat berterimakasih dan mengapresiasi rencana perusahan penerbangan dalam hal ini PT. Trigana Air yang berminat untuk melakukan angkutan kargo udara dari Bandar Udara Rembele dengan tujuan domestik, untuk mengangkut hasil alam dari Dataran Tinggi Gayo melalui Bandar Udara Rembele Bener Meriah. “Ini adalah salah satu langkah dan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan nilai pasar dan cakupan pasar tentang hasil alam dataran tinggi Gayo yang sangat berlimpah, sehingga ke depan hasil alam yang ada dapat tertampung oleh pasar dengan baik dan harga jual yang sesuai,”ujarnya.
Dirinya sangat mengapresiasi rencana perusahan penerbangan PT. Trigana Air Service,” ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat di kedua Kabupaten ini (Bener Meriah dan Aceh Tangah),” ungkapnya.
Pemerintah akan berupaya untuk mencari dana subsidi angkutan pangan ke pemerintah pusat, sehingga dapat mengurangi beban biaya angkutan hasil pertanian yang merupakan stimulan untuk angkutan kargo udara dan akan menyampaikannya pada rapat koordinasi 8 (delapan) Kabupaten/Kota yang memungkinkan juga akan melakukan pengiriman barang melalui bandar udara Rembele, ujar Haili Yoga.
Sementara Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar dalam closing statemennya menyampaikan kepada perusahaan penerbangan, dalam waktu dekat ini akan segera melaksanakan komunikasi tentang angkutan kargo udara ini kepada pihak terkait, agar kiranya seluruh stakeholder dapat membantu untuk kelancarannya, karena hasil rencana ini akan berdampak untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Sedangkan Support & Revenue Control Manager PT. Trigana Air Eko Budi Gunarto menyampaikan dan menegaskan tentang kesiapan perusahaannya untuk melayani angkutan kargo udara dari bandar udara Rembele menggunakan pesawat Boeing 737-300 dengan kapasitas angkut 15 ton, dan bersedia melakukan pengangkutan kargo/barang dari bandara Rembele dengan syarat tonase kargo sekali angkut tersedia minimal 8.000 Kg dengan prakiraan ongkos rute Rembele – Jakarta sebesar Rp 12.500,- s/d Rp 15.000,- per kilogram dan mampu melayani jumlah frekwensi penerbangan sesuai dengan jumlah barang yang diangkut sampai 7 (tujuh) kali dalam seminggu.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Rembele Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Rahmat Subhan Fajri dalam FGD tersebut juga menekankan, Bandar Udara Rembele siap melayani pendaratan pesawat setingkat Boeing 737 Series dan pelayanan angkutan kargo dengan tersedianya terminal kargo di Bandar Udara Rembele, tandasnya.
Ir. Yan Budianto sebagai pimpinan dalam FGD tersebut menyimpulkan hasil diskusi antara lain, (1). Tujuan pengiriman barang yang lebih dominan adalah ke Batam dan Jakarta sehingga untuk pembukaan rute penerbangan tahap awal adalah rute ke Batam dan Jakarta. (2). Jenis barang yang berpotensi diangkut adalah barang yang harus cepat sampai ke tujuan, cepat busuk antara lain cabe, Tembakau hijau, lobster air tawar, alpokat, pengiriman kopi untuk café, pengiriman barang sampel untuk kopi, pengiriman paket jasa kurir seperti POS, JNT, JNE dan (3). Dan lain-lain, ungkapnya.
Secara terpisah, Kepala Bandara Rembele, Rahmat Subhan Fajri didampingi Perencana Ahli Pertama ketika dimintai keterangannya terkait FGD tersebut menyampaikan, dari hasil diskusi tadi dapat kami disampaikan, diyakini tonase total dari barang yang akan dikirim harus mampu memenuhi tonase minimal yang diminta oleh Trigana Air sebesar 8.000 Kg sekali penerbangan dengan frekwensi penerbangan 3 (tiga) kali dalam seminggu.
Tambah Subhan, dalam rangka mensukseskan penerbangan pengangkutan kargo ini, kedua Pemerintah Daerah (Bener Meriah dan Aceh Tengah) kiranya dapat bersinergi untuk mendukung komoditi berkelanjutan pada setiap periodik 3 kali seminggu, dan melakukan pembinaan terhadap petani seperti pengaturan pola tanam sehingga ketersediaan barang terjamin setiap waktu, pemantauan harga perdagangan, mengembangkan pasar baru secara Nasional sehingga harga barang tetap stabil dan memfasilitasi ketersedian instansi pemerintah yang dibutuhkan seperti, Bea Cukai dan Karantina sehingga tidak terjadi kendala dalam pengiriman kargo.
Kepala Bandara Rembele tersebut juga meminta kepada para pelaku usaha, tetap dan terus berupaya untuk mengembangkan usaha perdagangannya seperti, relasi bisnis di kota tujuan, sehingga ini akan memperlancar usaha dalam pengiriman barang, dan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Rembele akan berupaya dalam melengkapi persyaratan fasilitas yang dibutuhkan, termasuk regulasinya sehingga tidak terjadi kendala dalam pengoperasian angkutan kargo udara, terang Subhan.
Perencana Ahli Pertama Bandara Rembele Iwan Mulia menambahkan, dengan dibukanya layanan kargo oleh PT. Trigana Air Service melalui Bandara Rembele Bener Meriah, ini dampaknya akan dirasakan langsung masyarakat Gayo, yang bisa memberikan motivasi kepada para pelaku usaha, serta akan sangat berpengaruh terhadap UMKM dan pelakunya. PT. Trigana Air Service adalah salah perusahaan penerbangan Indonesia yang sudah mulai beroperasi sejak tahun 1991 dan mulai menjalankan usahanya di bidang angkutan kargo udara maupun penumpang, terutama di wilayah Kalimantan dan Papua, jadi sudah sangat berpengalaman, tutup Iwan Mulia. (Ks).