Abdya (ADC) – Seratusan mahasiswa Aceh Barat Daya (Abdya) dari berbagai organisasi yang tergabung Gerakan Abdya Sejahtera (Geranat) menggelar aksi damai menuntut realisasi janji-janji politik kepemimpinan Akmal Ibrahim SH-Muslizar MT sebagai bupati dan wakil bupati kabupaten setempat. Selasa (11/6/2019).
Aksi yang merupakan bentuk refleksi menjelang dua tahun kepemimpinan Akmal-Muslizar itu dimulai dari Lapangan Persada Blangpidie dan berakhir di halam kantor bupati Abdya tersebut sejumlah orator dari berbagai organisasi mahasiswa yang ada di Abdya dan Banda Aceh itu menuntut kepemimpinan Akmal-Muslizar merealisasikan seluruh visi-misi pada Pilkada 2017 lalu.
Dalam orasi tersebut, selain meminta Akmal Ibrahim-Muslizar MT untuk merealisasi janji kampanye, para peserta aksi juga menyampaikan sejumlah aspiranya, seperti mendesak pemerintah Abdya menuntaskan pembangunan yang belum selesai serta memanfaatkan insfrastruktur yang sudah selesai seperi Pendopo Bupati di Desa Lhung Tarok, Blangpidie.
Selain itu, mahasiswa juga meminta, pemerintah untuk peduli terhadap dunia pendidikan dan berperan aktif dalam mencari solusi dalam hal permasalahan keberadaan kampus Akademi Komunitas Negeri (AKN) yang sudah dua tahun tidak ada kejelasannya.
Selanjutnya, pihak mahasiswa mendesak pemerintah untuk mengajukan keberatan kepada Kementrian ATR/BPN yang telah mengeluarkan izin HGU kepada PT CA serta mendesak pemerintah mengajukan gugatan ke MK untuk membatalkan izin HGU tersebut.
Terakhir, mahasiswa meminta pemerintah untuk memperhatikan nasib petani yang diakibatkan tidak stabilnya harga gabah dan tandan sawit. Pemerintah juga diminta untuk segera mencari solusi kongkrit terhadap permasalahan anjloknya harga gabah dan sawit tersebut.
Sekira pukul pukul 11.30 WIB, Wakil bupati Abdya, Muslizar MT menjumpai para peserta aksi. Kedatangan orang nomor dua di Kabupaten Abdya itu disambut tepuk tangan dan yel-yel hidup ‘Wakil Bupati’.
Wakil bupati yang turun dari mobil dinas langsung naik ke atas mobil sound system peserta akasi dan berkumpul dengan orator yang sedang menyampaikan sejumlah aspirasi dan tuntutan mereka.
Setelah mendengarkan orasi yang bergantian disampaikan oleh orator aksi, wakil bupati Abdya akhirnya diberikan kesempatan untuk menjawab seluruh tuntutan para peserta aksi tersebut.
Dalam jawab tersebut, Muslizar MT menegaskan, terkait sawit dalam proses kelanjutan pembangunan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang saat ini suratnya sudah di meja Gubernur. Dimaksudkannya, dengan adanya PKS nantinya pemerintah dapat mengontrol harga tandan sawit.
Terkait harga gabah, Muslizar menyebutkan 2019 pemerintah telah mengangarkan pembangunan rumah mesin umum arau pabrik padi senilai Rp 10 Miliar yang jika selesai, maka petani bisa jual gabahnya ditempat tersebut tidak perlu jual ke agen luar yang harganya relative dipermainkan.
Selain itu, wabup juga menjawab tuntutan mahasiswa terkait AKN, menurutnya AKN akan terus diupayakan, sehingga para mahasiswa dapat diwisuda secepatnya. Terkait Pendopo bupati yang baru, disana nantinya akan dimanfaatkan oleh Dinas Pendidikan, MAA, MPD, KNPI dan Pramuka.
Setelah menjelaskan beberapa tuntutan termasuk, Muslizar menandatangani tuntutan mahasiswa yang sudah disiapkan, yang selanjutnya mahasiswa membubarkan diri dengan tertib kembali ke titik kumpul di Lapangan Persada Blangpidie.
Aksi damai yang mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian dan satpol PP turut hadir Kapolres Abdya, AKBP Moch Basori SIK, Wakapolres, Kasatpol PP dan sejumlah pejabat Pemkab Abdya lainnya.(TM).