Peredaran Sabu di Perbatasan Aceh – Sumatera Utara Masih Marak

“Saya pikir mustahil mereka [Institusi Hukum] tidak tahu. Bohong itu. Saya minta pihak penegakkan hukum lakukan investigasi terkait keberadaan gembong narkoba di wilayah perbatasan ini. Sebab cukup meresahkan dan menghancurkan peradaban generasi produktif,” sebut Buyung.

KUALASIMPANG | mediaaceh.co.id – Peredaran Narkoba jenis Sabu atau Metamfetamina [Metilamfetamina atau Desoksiefedrin] masih marak [terus saja berlanjut] meski pelaku utama EBG atau GTM pernah bolak balik masuk bui karena digerebek bersama barang bukti.

Sebaliknya EBG tidak pernah kapok dan seakan kebal hukum. Apa memang begitu?. Atau ada sindikasi dibalik maraknya peredaran Metamfetamina di wilayah perbatasan Aceh – Sumatera Utara.

BACA JUGA...  Pergerakan Tanah di Kabupaten Bandung Barat Rusak Empat Rumah dan Satu Gedung Sekolah

Buktinya keberadaan bisnis haram itu masih terus saja berjalan mencekokin dan menghancurkan masa depan generasi produktif dengan Metamfetamina.

Sebut saja Buyung 47 tahun warga perbatasan Aceh – Sumatera Utara mengatakan bahwa, sudah sejak lama warga di sekitar Desa di Perbatasan resah terhadap peredaran barang haram tersebut.

EBG dan krunya bebas melenggang, seperti tak tercium oleh Aparat Penegak Hukum (APH). Pada wilayah operasi berada dekat dengan pos APH.

Buyung minta, institusi Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) jangan hanya diam, seakan semua berjalan baik-baik saja. Padahal peredaran Narkoba di wilayah tersebut sudah menggurita.

BACA JUGA...  Selain Jago Perang dan Jago Tembak, Ternyata Prajurit Kodim 0207/Sml Ini Pinter Memasak

Dikatakan, EBG sudah bolak balik ditangkap, apakah mungkin institusi yang berwenang tidak mengetahui gerakan EBG dan anak buahnya?.

“Saya pikir mustahil mereka [Institusi Hukum] tidak tahu. Bohong itu. Saya minta pihak penegakkan hukum lakukan investigasi terkait keberadaan gembong narkoba di wilayah perbatasan ini. Sebab cukup meresahkan dan menghancurkan peradaban generasi produktif,” sebut Buyung.

Data di lapangan menyebutkan, transaksi narkoba di perbatasan tidak memiliki waktu-waktu tertentu, kapan pun mereka terus bekerja untuk cuan haram tersebut.

EBG dalam praktiknya memakai dua atau tiga orang anak buahnya, yang siap pakai dari mulai menimbang per satu gram sampai mengedar serta menjaring mangsa baru.

BACA JUGA...  Sekda Aceh Puas Capaian Aceh Tamiang Tuntaskan Vaksinasi

Kiprah itu sudah sejak lama dilakoni EBG dan kru setianya. Anehnya, seperti terjadi pembiaran, atau ada unsur lain di balik track record dan rekam jejak EBG bersama komplotannya. Aneh saja. [Syawaluddin].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Malu Achh..  silakan izin yang punya webs...