Jadilah Wartawan yang Dibutuhkan, bukan Membutuhkan Diri

Azhari Bahrul, Calon Ketua PWI Aceh Periode 2021 - 2026

Berpolitik itu Perlu tapi Tidak Mengotori Politik dengan Pikiran Kotor

KATA SOCRATESPilosofi Berkebangsaan Yunani—berpolitik itu perlu, tapi tidak mengotori politik dengan pikiran kotor, sebab akan melahirkan kebijakan yang ambigu.

Kohesi politik selalu saja sustainable, meski aroma fatagonian menyelimuti kehidupan manusia dengan teknologi. Sayangnya pemikiran hirarki dan manajemen oligarkhi berlanjut.

Hingga politik dijadikan ajang premanisme—bukan fisik, menghalalkan segala cara untuk menduduki singgahsana monarki yang absolud dengan dayang-dayang pembisik menjatuhkan lawan.

Aroma ini kita rasakan diajang Konferensi Provinsi PWI Aceh XII yang sesaat lagi akan digelar, tepat di tanggal 19 – 21 November 2021 mendatang di Kuta Radja.

Genderang perang sudah ditabuh, menandakan esensi Konferprov PWI Aceh bergeser karena [aus] saling menonjolkan dan menjatuhkan satu sama lainnya.

[Mopnya] adalah Black champaign yang digelontorkan ambisius, meniadakan yang ada dan mengadakan yang tiada. Lumrah dalam perspektif masing-masing calon menjatuhkan musuh dan menjadikan dia seorang [jenderal] yang bersenjatakan celoteh busuk dan kotor.

Pertanyaannya, apakah pemimpin seperti ini yang kita junjung?, pernyataan ini tidak memvonis juga tidak mengajak, hanya memberikan gambaran dan tamparan [bukan sebenarnya] bagi mereka terhadap orang lain diantara kondisi ambivalen.

Sungguh naif menafikan fatamorgana sebagai lukisan nyata, sesungguhnya abstraktif pada kilauan jalan saat sorot sangar sang surya menjilatnya.

BACA JUGA...  Perkuat Tali Silaturahmi dan Kesejahteraan Wartawan PWI Aceh Aktifkan Kembali Koperasi

Seorang Azhari Bahrul tidak menggambarkan dari seluruh esensi diatas, pria ganteng putih dan bersaja tersebut adalah kelahiran Kabupaten Pidie, 57 tahun silam itu punya pandangan politik santun meraih apa yang menjadi harapannya.

Suami dari Wahyuni yang dikaruniai dua anak itu melenggang santai, saat dirinya menyatakan siap ikut mencalonkan diri sebagai kandidat Ketua PWI Aceh periode 2021 – 2026.

Azhari merasa ada yang kurang dan harus dibenahi di PWI Aceh. Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya anggota PWI di seluruh kabupaten atau kota.

Tujuannya menjadikan wartawan sebagai jurnalis yang handal profesional dan proporsional mengikuti teknologi 4.0. Tak muluk namun tugas itu berat.

Untuk menuju kearah sana, harus dilakukan kerjasama, dengan civitas akademisi, lembaga profesional dan pemerintahan sebagai dongkrak dan motor penggerak di era milenial.

“Tak ada culas, semua jalan harus ditempuh dengan santun. Jual-lah ilmu-mu bukan menawarkan kebijakan lalu menghancurkan orang lain dengan cara-cara murahan, itu bukan pemimpin tapi ambisius,” tegasnya renyah.

Apakah begitu?, tidak-tidak. Jurnalis kumpulan orang-orang bijaksana bukan kere ilmu. Pemilik hak suara tahu siapa yang harus menjadi punggawa PWI Aceh kedepan.

Leader Azhari sudah dibuktikan, ketika dia didapuk menjadi Senior local Gov initiative program at MERCY CORP (20072009), lalu USAID (2014-2016); Humas PT. Artefak Arkindo ” Proyek Renovasi dan Perluasan Mesjid Raya Baiturahman (2015-2017); Humas MK PT. Daya Cipta Dianrancana “Proyek Oncology RSUDZA” (2019-2021); dan saat ini sebagai Anggota Majelis Adat Aceh “MAA” (2021-2026).

BACA JUGA...  Wabup Aceh Utara Hadiri Haul Abon Nudi di Meurah Mulia

Beberapa jabatan sebagai seorang yang profesional sudah dibuktikannya, kualitas manajerial Azhari tak diragukan lagi. Rasanya pantas dirinya ikut sebagai bursa calon ketua PWI Aceh.

Karier sebagai seorang jurnalis profesional yang masuk dalam senioritas juga bukan kaleng-kaleng, dibuktikannya, mana kala awal karirnya bekerja sebagai wartawa di Harian Peristiwa (1992-1993); Harian Mimbar Umum (1994-1997); Harian Medan Bisnis (1998-2004); Pemimpin Redaksi Tabloid Haba Gampong (2005-2008); Harian Andalas (2009-2012); Pemimpin Redaksi Berita Merdeka (2013-2015); Pemimpin Redaksi Kantor Berita Aceh ”www.kba.one (sampai sekarang).

Ayi begitu sapaan akrab Azhari Bahrul biasa disapa teman-teman. Wajar jika kita acungkan jempol, sebab dia tidak hanya mengajak wartawan menjadi yang profesional, tetapi justru wartawan harus mampu menjadi playmaker dimasyarakat mengenal dan memahami pentingnya wartawan sebagai jendela dunia bagi masyarakat memasuki era globaliasi 5.0.

Rasanya tak berlebihan, jika Azhari Bahrul masuk dalam bursa balon ketua PWI Aceh yang diperhitungkan, apalagi ditambah pengalaman di organisasinya.

Lihat saja deretan pengalamannya; Purna Cakra Muda Indonesia ”PCMI” (1985-1990); Pengurus Senat Fakultas Ekonomi dan Bisnis “FEB” USK. (1987); Koordinator Kesenian USK (1987-1989); Pengurus PWI Aceh ( 2005-2010); Bendahara Umum PWI Aceh ( 2010-2015 & 2015-2021); Ketua Bidang Media danPublikasi DPP Ikafensyi (2021-2026); Ketua Umum Forum Alumni Manajemen USK (2018-2022) dan Sekretaris Umum Ikasmandu Aceh (2021-2026).

BACA JUGA...  Gandeng PWI, Diskominsa Aceh Gelar Uji Kompetensi Wartawan

Pria bersahaja jebolan Universitas Syiah Kuala, Sarjana Manajemen Angkatan 1985 dan Mengambil jurusan Sumber Daya Manusia ternyata tamatan SMA Negeri 2 Banda Aceh Angkatan 1982. Itu semua melengkapi kepiawaiannya seorang profesional.

Tapi ingat, Azhari Bahrul bukan seorang pecundang, tapi pria bersahaja yang punya cita-cita sederhana, bawa perubahan wartawan sebagai seorang profesional yang dibutuhkan, bukan membutuhkan, apalagi melacurkan profesi. [Syawaluddin].

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Malu Achh..  silakan izin yang punya webs...