Wastafel Jerat Legislator, Kubu Om Bus di Ujung Tanduk

Ketua Laskar Panglima Nanggroe Sulaiman Manaf.(Ist)

BANDA ACEH | MA Skandal dugaan korupsi pengadaan wastafel senilai Rp43,7 miliar di Dinas Pendidikan Aceh kembali menelan korban politik.

Penyidik Polda Aceh menetapkan WN, anggota DPRK Aceh Besar dari Partai Golkar, sebagai tersangka baru. Kabar ini diumumkan langsung oleh Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto, yang menegaskan bahwa pengembangan kasus masih terus dilakukan dan tidak menutup kemungkinan akan ada nama-nama lain yang menyusul.

Langkah hukum tersebut sontak mengguncang panggung politik Aceh, sebab WN selama ini dikenal dekat dengan kubu Bustami Hamzah atau Om Bus, mantan Pj Gubernur Aceh yang juga pernah maju sebagai calon gubernur pada Pilgub 2024.

BACA JUGA...  Pj Bupati Mahyuzar Ajak Masyarakat Perbanyak Silaturahmi

Masuknya WN ke dalam jeratan hukum membuat sorotan publik semakin tajam ke arah lingkaran politik Om Bus yang selama ini disebut-sebut tak terpisahkan dari berbagai proyek besar di Aceh.

Kasus wastafel sejatinya sudah lebih dulu menyeret nama kontraktor Syifak M. Yus hingga mantan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri, yang kini mendekam di penjara.

Namun, penetapan WN menandai pergeseran penting: dari urusan teknis proyek ke ranah politik praktis. Publik kini menilai skandal ini bukan lagi sekadar persoalan kontraktor dan birokrat, melainkan sudah menyentuh kepentingan partai dan aktor-aktor politik besar di belakangnya.

Dukungan kepada aparat kepolisian pun bermunculan. Laskar Panglima Nanggroe melalui ketuanya, Sulaiman Manaf, secara terbuka mengapresiasi kinerja Polda Aceh.

BACA JUGA...  19 Tahun Perdamaian Aceh: Sebuah Refleksi dan Harapan

Ia menyebut langkah tersebut sebagai bukti keseriusan dalam membongkar praktik korupsi yang merugikan rakyat.

“Kami hormat dan mendukung penuh langkah kepolisian. Jangan berhenti di level bawah. Jika ada pejabat tinggi atau politisi besar yang terlibat, proses hukum harus tetap berjalan tanpa pandang bulu,” tegasnya.

Dengan penetapan WN, posisi kubu Om Bus semakin terjepit.

Walau Bustami Hamzah belum berstatus tersangka, namanya kian sering disebut dalam diskusi publik. Gelombang penetapan tersangka ini memperkuat spekulasi bahwa lingkaran politiknya bisa saja ikut terseret.

Pertanyaan besar yang kini bergema di tengah masyarakat Aceh adalah apakah aparat hukum berani menembus dinding politik paling dalam, atau justru menghentikan langkahnya di lapisan luar. Satu hal yang jelas, badai skandal wastafel telah menghantam langsung kubu Om Bus dan membuka babak baru yang lebih panas di panggung politik Aceh. (Tim)