SABANG, (MA) – Syukri atau yang lebih dikenal Tgk Bayu merupakan salah seorang tokoh mantan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah operasi Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan Sabang, namun sayangnya Tgk Bayu termasuk salah seorang mantan pejuang Aceh Merdeka yang dilupakan.
Syukri atau Tgk Bayu dalam sebuah tulisan yang diterima media ini Jum’at (07/10/202) menceritakan, tidak ada alasan bagi saya jika saya mengatakan bukan salah satu dari ribuan mantan GAM, secara umum dari Sabang sampai Jakarta.
Bahwa pemangku kepentingan sejak ditangani mulai dari proses penyerahan hingga pemotongan senjata saya terlibat, artinya nama saya sudah tercatat baik di Sabang maupun di Jakarta.
“Saya adalah mantan Panglima Operasi Gerakan Aceh Merdeka wilayah Pulau Aceh dan Sabang, pada saat Aceh di terapkan Darurat Militer bahkan saat itu saya orang yang paling di buru oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia meskipun sekarang saya dilupakan,” tulis Tgk Bayu.
Ia menjelaskan bahwasanya dia yang menanda tangan penyerahan enam puluh lima (65) pucuk senjata GAM Komando wilayah Pulau Aceh Sabang kepada juru damai Aceh Monitoring Mission (AMM) pasca dilakukan perundingan perdamaian antara GAM dengan Pemerintah Republik Indonesia di Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2005 silam., jelasnya.
Menanggapi kaitan mengapa kini dirinya berada dalam barisan Partai Politik Nasional yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), karena ingin memperbaiki diri bersama partai politik nasional yang dianggap mampu mereda kehidupan dirinya dan keluarga bahkan sebagi rekan-rekan mantan seperjuangan.
Maka, pada saat kunjungan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP DR Krisyanto ke Sabang dalam rangka peletakan batu pertama kantor Dewan Pimpinan Cabang ( DPC )PDIP berada di barisan depan mulai dari penjemputan hingga kembali ke Jakarta.
Hal itu kata Tgk Bayu lagi, murni atas perintah Ketua DPC PDIP Sabang, agar saya mendampingi pak Sekjen PDIP selama beliau berada di Sabang. Jika ada tuduhan terhadap saya lari dari perjuangan sama sekali saya tidak lari dari perjuangan malah saya masuk dalam PDIP karena ada perjuangan. 17 tahun sudah perdamaian GAM dengan RI saya tidak pernah di undang dan diajak dalam partai politik lokal maupun yakni Partai Aceh (PA).
Itu bisa dibuktikan bahwa apakah ada nama saya di dalam organisasi komite peralihan Aceh ( KPA ) misalnya, kalau pun ada saya tidak pernah ada undangan baik rapat dan penerima bantuan yang di salurkan oleh Badan Reintegrasi Aceh (BRA) sejak dibentuk melalui KPA.
‘menurut saya ini penting, agar di publikasi oleh media, mengapa supaya tuduhan-tuduhan terhadap saya yaitu pengkhianat bukan lah saya lari dari perjuangan, akan tetapi setelah damai saya tidak pernah di libatkan lagi dalam perjuangan maka, saat ada partai perjuangan yang meminta saya bergabung saya dengan ikhlas hati dan siap untuk melanjutkan perjuangan, apalagi dalam partai PDIP selalu berteriak merdeka.
“Yang penting kan tetap merah karena dari lahir darah saya sudah merah.
Adapun untuk maju sebagai calon DPRK dari partai PDIP benar saya sudah mendaftarkan diri sebagai caleg, mengapa saya mendaftarkan diri sebagai caleg di PDIP karena ingin membantu pembangunan Kota Sabang dan pengawasan anggaran nantinya” pungkasnya.
Apalagi Sabang saat ini lanjut Tgk Bayu, kondisi anggaran Pemerintah Kota (Pemko) Sabang sedang defisit sehingga, perlu ada putra putri Sabang mencalonkan diri dalam Partai Nasional, agar bisa bergotong-royong terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat Sabang.
Terkait PJ Walikota Sabang saat ini kami DPC PDIP Sabang sangat mendukung program beliau untuk pengembangan wisata Sabang. Dan kami juga siap bergotong royong sesuai arahan bapak Sekjen PDIP saat pidato beliau di acara peletakan batu pertama pembangunan kantor DPC PDIP Sabang. Dimana bapak Hasto mengajak kita semua berpolitik sehat jangan saling menjadi musuh tapi marilah bersatu demi Sabang., tutup Tgk Bayu. (Jalaluddin Zky).