OPINI  

Mewarisi Nilai Ibadah dalam Merayakan Kemerdekaan 

Oleh: Muhsin Zameer, MA

HARI Kemerdekaan merupakan peringatan penting bagi setiap bangsa, tidak terkecuali  Indonesia.

Perayaan kemerdekaan ini mengingatkan kita,  pada perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi membebaskan negeri ini dari belenggu penjajahan.

Namun, bagi umat Islam, perayaan kemerdekaan jangan  hanya sekadar mengenang sejarah, tetapi juga sarana untuk merenungkan nilai-nilai Islami yang relevan dengan perjuangan tersebut.

Tulisan ini, bertujuan untuk mengkaji makna perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan dari perspektif nilai-nilai Islami.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam, diharapkan umat Islam dapat merayakan kemerdekaan dengan penuh kesadaran spiritual, serta menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

SYUKUR SEBAGAI INTI PERAYAAN

Syukur adalah salah satu konsep fundamental dalam Islam. Artinya,  berterima  kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan.

Allah SWT berfirman, “jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu…” (QS. Ibrahim: 7). Syukur tidak hanya diwujudkan dalam ucapan, tetapi juga melalui perbuatan yang mencerminkan rasa terima kasih tersebut.

Dalam Islam, syukur harus diwujudkan dalam tiga dimensi yakni, hati, lisan, dan perbuatan. Syukur dengan hati berarti menyadari dan menginternalisasi bahwa semua nikmat berasal dari Allah.

Syukur dengan lisan berarti mengucapkan pujian dan terima kasih kepada Allah, seperti mengucapkan “alhamdulillah” (segala puji bagi Allah) dan syukur dengan perbuatan berarti menggunakan nikmat yang diberikan untuk hal-hal yang diridhai Allah, seperti membantu orang lain, berinfak, dan meningkatkan ibadah.

Implementasi Syukur dalam Perayaan Kemerdekaan

Merayakan kemerdekaan adalah bentuk syukur kita atas nikmat kebebasan yang telah Allah berikan kepada bangsa ini. Syukur ini bisa diwujudkan dengan cara mengenang jasa para pahlawan, berdoa untuk mereka, serta berkomitmen untuk menjaga kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya.

Implementasi syukur dalam perayaan Hari Kemerdekaan bukan hanya tentang upacara atau perayaan formal semata, tetapi lebih kepada bagaimana kita sebagai umat Islam merenungi dan mengaplikasikan rasa syukur tersebut dalam tindakan nyata.

BACA JUGA...  Perkuat Operasi Patuh Seulawah 2024, Polda Aceh Kerahkan 700 Personel 

Melalui doa, amal sosial, penguatan persatuan, peningkatan ibadah, penghormatan terhadap pahlawan, dan penggunaan kebebasan untuk kebaikan, kita dapat merayakan kemerdekaan dengan cara yang lebih bermakna dan sejalan dengan ajaran Islam.

Contoh Praktis Syukur di Hari Kemerdekaan

Sebagai wujud syukur, kita dapat melakukan berbagai kegiatan positif seperti mengadakan doa bersama, kegiatan sosial, dan memperkuat tali silaturahmi dengan sesama warga negara. Syukur juga bisa diwujudkan dengan bekerja keras dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa, menjadikan kemerdekaan ini lebih bermakna.

KEBEBASAN SEBAGAI AMANAH

Islam mengajarkan bahwa kebebasan adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dan dipelihara. Kebebasan bukan berarti kebebasan mutlak tanpa batas, melainkan kebebasan yang diiringi dengan tanggung jawab. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pemanfaatan kebebasan dalam kehidupan sehar-hari, dengan
kebebasan yang kita miliki harus digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun masyarakat. Misalnya, menggunakan kebebasan berpendapat untuk menyampaikan kebenaran, atau kebebasan berekonomi untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Begitu juga ada tanggung jawab dalam kebebasan, karena setiap kebebasan yang dimiliki datang dengan tanggung jawab yang besar. Sebagai umat Islam, kita bertanggung jawab untuk menjaga moralitas, keadilan, dan keseimbangan dalam masyarakat. Tanggung jawab ini mencakup segala aspek kehidupan, termasuk politik, sosial, dan ekonomi.

PERSATUAN DAN UKHUWAH ISLAMIYAH

Islam sangat menekankan pentingnya persatuan dan persaudaraan di antara umat manusia. Allah SWT berfirman, “Dan berpegang teguh lah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…” (QS. Ali ‘Imran: 103). Persatuan adalah kunci kekuatan, dan perpecahan adalah awal dari kehancuran.

Mempertahankan kemerdekaan bangsa ini tidak akan didapat tanpa  adanya persatuan di antara berbagai elemen masyarakat.

BACA JUGA...  Tindak Lanjuti SE Mendagri, PWI Bener Meriah Lakukan Koordinasi dengan KIP

Persatuan inilah yang menjadi kekuatan utama dalam melawan penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itu, menjaga persatuan adalah tugas setiap warga negara, terutama umat Islam yang diajarkan untuk selalu bersatu.

Ukhuwah islamiyah di tengah keberagaman di Indonesia sebagai negara dengan keberagaman yang sangat kaya. Ukhuwah Islamiyah, atau persaudaraan dalam Islam, mengajarkan kita untuk merangkul perbedaan dan menjadikannya sebagai kekuatan. Dalam konteks Hari Kemerdekaan, ukhuwah ini dapat diwujudkan dengan saling menghormati dan bekerja sama demi kepentingan bersama.

PERJUANGAN YANG BERKELANJUTAN

Jihad tidak hanya berarti perang fisik, tetapi juga perjuangan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks modern, jihad bisa berarti berjuang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperbaiki kondisi ekonomi, atau membela keadilan sosial. Setiap usaha yang dilakukan dengan niat yang baik dan untuk kebaikan adalah bagian dari jihad.

Mengisi kemerdekaan dengan perjuangan setelah kemerdekaan diraih, adalah  perjuangan tidak berhenti. Umat Islam harus terus berjuang untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif. Misalnya, memperjuangkan pendidikan yang berkualitas, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga ketertiban serta keamanan di masyarakat.

Sehingga, kewajiban umat Islam dalam mempertahankan kemerdekaan, di mana kita memiliki kewajiban untuk mempertahankan kemerdekaan dengan cara-cara yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam. Ini bisa dilakukan dengan menjaga keamanan, menghormati hukum, dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.

Mengisi kemerdekaan  dengan amal salih, dapat dilakukan dengan konsep waktu dan amal salih dalam Islam.

Islam mengajarkan bahwa waktu adalah salah satu nikmat yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Allah SWT berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh…” (QS. Al-‘Asr: 1-3). Setiap detik yang kita habiskan harus diisi dengan amal shalih, yaitu perbuatan yang baik dan bermanfaat.

Contoh amal salih dalam mengisi kemerdekaan,  bisa berupa tindakan nyata seperti kegiatan sosial, pembangunan infrastruktur, edukasi, serta menjaga lingkungan.

BACA JUGA...  PII Aceh Ingatkan Politisi Lokal Jangan 'Jual' Aceh ke Yahudi

Semua kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, tetapi juga bernilai ibadah di sisi Allah.

Kita perlu memberikan contoh kepada generasi muda tentang perjuangan para pahlawan juga merupakan bentuk penghormatan.

Menurut penulis, kita perlu mengambil pelajaran dari pengorbanan pahlawan.

Kita perlu memberikan contoh kepada generasi muda tentang perjuangan para pahlawan juga merupakan bentuk penghormatan.

Menurut penulis, kita perlu mengambil pelajaran dari pengorbanan pahlawan.

Pengorbanan para pahlawan seharusnya menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berjuang dan berkontribusi dalam menjaga kemerdekaan ini. Kita dapat belajar dari semangat dan ketulusan mereka dalam membela tanah air, dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kesimpulan

Merayakan Hari Kemerdekaan dari perspektif nilai-nilai Islam membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya rasa syukur, amanah, persatuan, perjuangan, amal shalih, dan penghormatan terhadap para pahlawan. Nilai-nilai ini tidak hanya relevan dalam konteks sejarah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga negara yang beriman.

Untuk merayakan kemerdekaan dengan lebih bermakna, umat Islam dapat, mengadakan kegiatan yang memupuk rasa syukur, seperti doa bersama dan kegiatan sosial.

Kedua, menjalankan amanah kemerdekaan dengan penuh tanggung jawab, mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang bermanfaat.

Ketiga,  memperkuat persatuan dan ukhuwah Islamiyah di tengah keberagaman masyarakat.

Berikutnya, terus berjuang untuk kemajuan bangsa dengan jihad dalam konteks yang sesuai dengan ajaran Islam.

Kelima,  mengisi waktu dengan amal shalih sebagai bentuk ibadah dan yang keenam, menghormati jasa para pahlawan.

Penulis: Muhsin Zameer,MA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *