OPINI  

Wisuda Sebagai Simbol Kesuksesan atau Awal Tantangan Baru

Oleh: Tgk. Muhsin

WISUDA adalah momen yang dinanti-nantikan oleh setiap mahasiswa, setelah bertahun-tahun menempuh pendidikan.

Akhirnya mereka mencapai titik akhir perjuangan akademik.

Toga, ijazah, dan gelar yang diraih menjadi simbol keberhasilan yang membanggakan, tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi keluarga yang mendukung mereka sepanjang perjalanan.

Namun, apakah wisuda benar-benar menandakan kesuksesan yang sejati? Ataukah justru menjadi pintu menuju tantangan yang lebih besar di luar dunia kampus?

Dalam pandangan tradisional, wisuda sering dianggap sebagai puncak keberhasilan pendidikan. Banyak yang melihatnya sebagai akhir dari perjuangan panjang dan awal dari kehidupan yang lebih mudah, seolah-olah gelar akademik otomatis membuka pintu menuju kesuksesan dalam karier dan kehidupan.

Namun, pandangan ini perlu ditinjau ulang. Wisuda, meskipun penting dan membanggakan, hanyalah satu langkah dalam perjalanan hidup yang jauh lebih panjang dan kompleks.

Wisuda Sebagai Simbol Kesuksesan

Tidak bisa disangkal, wisuda adalah momen yang penuh makna. Ia menjadi bukti nyata atas kerja keras, disiplin, dan pengorbanan selama bertahun-tahun. Dalam sistem pendidikan formal, wisuda adalah pencapaian akhir yang menunjukkan bahwa seseorang telah menyelesaikan tahap pendidikan tertentu dengan baik. Bagi banyak mahasiswa, momen ini menjadi perayaan atas kemampuan mereka untuk bertahan menghadapi tantangan akademik, seperti tugas, ujian, dan penelitian.

BACA JUGA...  367 Mahasiswa Unimal Diwisuda, 133 Cumlaude

Lebih dari itu, wisuda juga menjadi kebanggaan bagi keluarga. Orang tua yang menyaksikan anaknya diwisuda sering kali merasa bahwa perjuangan mereka—baik dalam hal dukungan moral maupun finansial—telah membuahkan hasil. Dalam konteks ini, wisuda adalah simbol kesuksesan bersama, bukan hanya milik mahasiswa, tetapi juga keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

Wisuda: Awal dari Tantangan Baru

Namun, wisuda tidak hanya tentang perayaan. Ia juga menandai transisi dari dunia kampus ke dunia nyata, yang penuh dengan tantangan baru. Gelar akademik yang diperoleh saat wisuda memang penting, tetapi ia bukanlah jaminan kesuksesan. Dunia kerja, misalnya, tidak hanya menuntut keahlian teknis yang dipelajari di bangku kuliah, tetapi juga keterampilan seperti komunikasi, adaptasi, dan pemecahan masalah.

Bagi banyak lulusan, tantangan pertama yang mereka hadapi setelah wisuda adalah menemukan pekerjaan yang sesuai dengan bidang studi mereka.

Pasar kerja yang kompetitif sering kali membuat lulusan baru harus berjuang keras untuk mendapatkan posisi yang diinginkan. Selain itu, dunia kerja sering kali menuntut lulusan untuk belajar kembali, baik melalui pelatihan, sertifikasi tambahan, atau pengalaman langsung di lapangan.

Selain tantangan profesional, ada juga tantangan pribadi. Wisuda sering kali menjadi momen di mana seorang individu harus mulai mandiri secara finansial dan emosional. Setelah bertahun-tahun berada dalam sistem yang terstruktur, lulusan harus belajar menghadapi ketidakpastian dan mengambil keputusan sendiri dalam kehidupan mereka.

BACA JUGA...  Antara Riuh Dan Manfaat Videotron

Refleksi Filosofis tentang Wisuda

Dari perspektif filsafat ilmu, wisuda bukanlah akhir dari proses belajar, melainkan awal dari perjalanan yang lebih luas dalam pencarian kebenaran. Ilmu pengetahuan bersifat dinamis, selalu berkembang, dan tidak pernah selesai. Gelar yang diraih saat wisuda hanyalah simbol bahwa seseorang telah menyelesaikan satu tahap dalam perjalanan intelektual mereka. Namun, tantangan sebenarnya adalah bagaimana lulusan menggunakan ilmu yang telah mereka pelajari untuk memberikan manfaat bagi diri mereka sendiri dan masyarakat.

Filsafat ilmu juga mengingatkan kita bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya tentang fakta dan teori, tetapi juga tentang sikap kritis, reflektif, dan bertanggung jawab.

Wisuda seharusnya menjadi momen di mana lulusan merefleksikan tujuan mereka dalam menggunakan ilmu yang telah mereka peroleh. Apakah ilmu itu hanya akan digunakan untuk memenuhi ambisi pribadi, ataukah akan diaplikasikan untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat?

Menemukan Makna Sejati Wisuda

Wisuda adalah simbol keberhasilan, tetapi ia juga merupakan pengingat bahwa perjalanan hidup masih panjang. Kesuksesan sejati tidak hanya diukur dari gelar akademik atau pekerjaan bergengsi, tetapi juga dari sejauh mana seseorang mampu mengembangkan dirinya dan memberikan dampak positif bagi orang lain.

BACA JUGA...  Rezim Jokowi Sudah Mentok, Tinggal Tunggu Pemicu Saja

Bagi para lulusan, penting untuk menyadari bahwa dunia di luar kampus penuh dengan peluang sekaligus tantangan. Momen wisuda harus menjadi titik refleksi untuk merencanakan langkah berikutnya dengan bijak. Terus belajar, mengasah keterampilan, dan berkontribusi kepada masyarakat adalah kunci untuk menjadikan wisuda lebih dari sekadar seremoni, tetapi awal dari perjalanan menuju kesuksesan yang bermakna.

Pada akhirnya, wisuda bukan hanya tentang apa yang telah dicapai, tetapi juga tentang apa yang akan dilakukan setelahnya. Ia adalah perayaan atas apa yang telah dilewati dan pengingat akan tanggung jawab yang menanti. Seperti kata pepatah, “Setiap akhir adalah awal yang baru.” Wisuda adalah akhir dari perjuangan akademik, tetapi juga awal dari perjuangan kehidupan yang lebih besar dan menantang.

Penulis : Tgk. Muhsin Dosen STAI Tapaktuan, Aceh Selatan