Merebaknya Dugaan Penyelewengan BOK Puskesmas, Pengawasan Dinkes Asel Lemah 

Puskesmas Drien Jalo Meukek Aceh Selatan.(Foto/mediaaceh.co.id/istimewa).

TAPAKTUAN | MA — Merebaknya sinyalemen  penyalahgunaan anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada Puskesmas di Aceh Selatan (Asel) di sebut-sebut akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

Demikian opini yang berkembang di Aceh Selatan menyusulnya  menyeruaknya penyelewengan dana BOK  Puskesmas Drien Jalo Meukek, dalam dua hari  belakangan.

Sekretaris Komisi IV DPRK Aceh Selatan Novi Rosmita, Jumat, (26/9/2025), enggan memberikan tanggapan atas penilaian Dinkes Aceh Selatan lemah melakukan pengawasan terhadap Puskesmas di kabupaten itu karena dia belum tahu secara detail tentang persoalannya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Aceh Selatan Yuhelmi, tidak merespon permintaan tanggapan atas pendapat sebagian pihak yang mengatakan, Dinkes tidak melakukan pengawasan.

Sekretaris Dinkes Aceh Selatan Faizah Abbas, meminta agar masalah ini langsung saja dikonfirmasi kepada  Plt. Kadis Dinkes Asel.

BACA JUGA...  Ambulans Puskesmas Kluet Utara Tidak Layak, Warga Minta Pemkab Segera Ganti

“Kepada Pak Kadis ya bang, mungkin Pak kadis lagi konfirmasi kepada Kepala puskesmas (Kampus),” kata Faizah melalui pesan singkat WhatsApp, Jumat, (26/9/2025).

Sebelumnya,  berkembang tudingan atas dugaan  penyelewengan BOK Drien Jalo Meukek itu semisal  gunung es yang hanya terlihat puncaknya.

“Bisa jadi  di bawahnya lebih besar dan disinyalir dapat terjadi di seluruh Puskesmas di Aceh Selatan” kata sumber yang layak dipercaya.

Sebagaimana diberitakan salah satu media lokal di Aceh Selatan, Kepala Puskesmas Juwita bersama Bendahara diduga kuat terlibat dalam praktik penyelewengan pengelolaan dana BOK di lembaga kesehatan itu.

Menurut media yang mengutip sumber,  mengungkapkan, anggaran untuk pemberian makanan tambahan (PMT) yang seharusnya disalurkan setiap bulan kepada 34 penerima, nyatanya hanya diberikan sekitar 17 paket.

Bahkan, di salah satu desa, jumlah penerima hanya 15 orang, sementara sisa anggaran tetap diklaim dalam laporan pencairan.

BACA JUGA...  Sebanyak 30 Nakes Ikuti Pelatihan PKP Pertama dan DFI

“Seharusnya PMT diberikan penuh sesuai aturan setiap bulan, tapi faktanya tidak. Ada yang hanya dapat separuh, ada desa yang cuma 15 orang menerima, padahal seharusnya 34 orang penerima dan  tetap dilaporkan, l” kata  sumber tersebut.

Dugaan lain juga mencuat terkait uang piket rawat inap dan  menyebutkan, adanya  tenaga honor yang tidak masuk dalam daftar piket, namun tetap menerima transfer dana ke rekening masing-masing.

Anggaran PMT yang semestinya dikelola oleh penanggung jawab program justru dikirim ke rekening pribadi adik pengelola keuangan dengan nominal mencapai puluhan juta rupiah.

“Uang itu bukan masuk ke penanggung jawab, tapi langsung dikirim ke rekening adik pengelola keuangan,” kata  sumbe

Program penanganan gizi buruk, tidak menyentuh masyarakat yang mestinya mendapat bantuan senilai Rp16.500/ hari selama kurang lebih 56 hari. Namun, hanya diberikan  berupa tiga potong kue.

BACA JUGA...  Laporan Pengawasan Pengendalian Inflasi, Aceh Utara Teratas 

Masyarakat berharap pihak berwenang segera turun tangan untuk menyelidiki dugaan penyimpangan dana kesehatan ini, agar pelayanan publik benar-benar berpihak pada rakyat.

Menurut media online Kupas.co,  Kepala Puskesmas Drien Jalo, Juwita, belum memberikan klarifikasi terhadap masalah itu.(Maslow Kluet).