ACEH BESAR| AP— Masyarakat Lhoknga selama ini merasa seperti dijajah oleh PT. Lafarge Holcim. Kondisi ini terungkap saat mereka pulang kerja dan sambil menunggu dibukanya pintu oleh Security, para buruh dan karyawan pabrik semen PT. Lafarge Holcim Lhoknga menonton adanya limbah cair yang mengalir ke sungai hingga ke laut, padahal masyarakat disana sudah lama menentang.
“Ini bukan sekali kejadiannya, bahkan berulang kali,” ujar salah satu buruh kepada Bongkarnews, Selasa, 26 Juli 2016.
Buruh itu tak tega melihat tindakan keji perusahaan semen milik asing itu yang terus merusak alam Aceh khususnya Lhok Nga, Aceh Besar.
“Apakah mereka tidak memikirkan tentang pencemaran yang menyebabkan limbah sehingga ekosistem laut pun akan hilang akibat racun semen itu?,” gugat buruh yang diiyakan kawannya sambil meminta jangan cantumkan nama mereka dalam pemberitaan.
Mereka juga mempertanyakan kemana hati nurani pimpinan dan pemilik pabrik semen yang pernah luluh lantak dihantam gelombang tsunami pada 24 Desember 2014 itu. “Apakah tidak cukup yang dilakukan oleh para pemuda Lhok Nga dalam aksi demontrasi besar-besaran sehingga menutup sungai kepunyaan masyarakat Lhoknga,” katanya.
Di tempat terpisah, Ketua Pemuda Kemukiman Lhoknga (IPIL), Akhyar, menyindir keras perilaku perusahaan semen itu dengan kata-kata pujian yang bertolak belakang dengan kondisi sebenarnya.
“Kami mengucapkan selamat kepada pihak pabrik sement PT. Lafarge Holcim yang selalu merugikan masyarakat Lhoknga atas penjajahan ini,” pujinya penuh ejekan.
Warga Kecamatan Lhok Nga juga pihak pemerintah untuk turun tangan dalam hal menjaga lingkungan khususnya di Aceh Besar.
“Kami warga Lhoknga berharap Pemerintah Aceh segera mencarikan solusi dan tidak diam supaya tidak menambah penderitaan kami yang berkepanjagan bagi warga masyarakat Lhoknga,” harap Akhyar.
Akhyar juga menyanyangkan keberadaan perusahaan tersebut yang selalu merugikan masyarakat dan tidak pernah mau peduli atas kondisi selama ini.
“Apakah tidak ada pemikiran terhadap apa yang sudah pernah mereka lakukan kepada kami, cobalah dewasa sedikit, ini perusahaan model mana ini?. Dimanakah wujud kepedulianya kalian hari ini, kalau mau bantu, ya dibantu yang sebagus mungkinlah, tapi kalau memang tidak mau bantu sama sekalipun tidak apa juga,” ujar Akhyar. [BONGKARNEWS]