“Ini yang membesarkan dan asabat saya terpanggil dari lubuk hati yang paling dalam, untuk pulang ke Aceh Tamiang. Padahal, saya sudah ditawarkan untuk mendampingi Mualem [Muzakir Manaf] sebagai calon Wakil Gubernur Aceh. Pusat juga mengarahkan saya untuk jabatan itu. Tetapi karena dorongan dari orang tua (sesepuh), tokoh masyarakat, Pemuda dan elemen yang ada membesarkan hati saya untuk membangun kampung halaman saya,” tegas Putra Dusun Gang Bengkok, Kampung Bukit Tempurung ini.
KATA AWAL YANG DIUCAPKAN Armia Fahmi “Saya ini, levelnya Calon Gubernur, paling kurang Wakil Gubernur Aceh. Sebab apa?, Pangkat saya Irjend [Jenderal Polisi Bintang Dua]. Dan yang harus diketahui bahwa jenderal bintang dua asal Aceh Tamiang hanya tiga orang Mayjend TNI M. Nur Muis, Mayjen TNI Sulaiman AB dan saya Irjend Pol Drs Armia Fahmi, MH,” Kata Armia mengawali bincangnya.
Kalau memang levelnya Gubernur atau Wakil Gubernur kenapa Armia Fahmi lebih memilih jadi Calon Bupati Aceh Tamiang?, begini jawab sempalan Diklatpim TK.I 2019. Bahwa; Aceh Tamiang merupakan kampung halaman Armia Fahmi, dia melihat dalam usianya yang ke 22 tahun, Bumi Muda Sedia menjadi kabupaten, masih pincang, pembangunan di semua sektor belum terlihat mumpuni.
Pembangunan bidang Agama, Fisik, Kesehatan, Sosial, Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi dan sarana prasarana oleh raga belum terlihat spesifik geliatnya, terutama itu; Aceh Tamiang belum memiliki Mesjid Agung dan stadion bola kaki terlihat mangkrak.
“Ini yang membesarkan dan asabat saya terpanggil dari lubuk hati yang paling dalam, untuk pulang ke Aceh Tamiang. Padahal, saya sudah ditawarkan untuk mendampingi Mualem [Muzakir Manaf] sebagai calon Wakil Gubernur Aceh. Pusat juga mengarahkan saya untuk jabatan itu. Tetapi karena dorongan dari orang tua (sesepuh), tokoh masyarakat, Pemuda dan elemen yang ada membesarkan hati saya untuk membangun kampung halaman saya,” tegas Putra Dusun Gang Bengkok, Kampung Bukit Tempurung ini.
Lalu kenapa Ismail pasangannya?, jawaban Armia simpel dan sangat rasio. “Agar tidak menciptakan kohesi dan agitasi politik, antar sesama partai pendukung kami. Saya kira pilihan tepatnya ya dari sipil. Adil, agar tidak ada bersinggungan. Apalagi Ismail cerdas dan bijak,” jawabnya renyah sembari ‘sumringah’.
Terkait dukungan Partai, lobi -lobi politik jauh hari sudah dilakukan dirinya secara personal maupun melalui tim. “Partai melihat keseriusan kita untuk memakai sampan politik partai mereka [Partai], keyakinan itu membuat Partai memberikan dukungan sepenuhnya kepada saya. Menyoal saya borong partai, itu isu politik murahan yang digelindingkan, agar orang tidak suka saya, Allah SWT kan tidak tidur, tahu mana yang benar dan salah,” Jelas pria jebolan Sespim 2007 lalu itu.
Dengan isu murahan itu [Borong Partai] jadikan elektabilitas Armia Fahmi terdongkrak, masyarakat jadi lebih banyak mengenal sosoknya.
Apakah Armia Marah, jawabnya tidak, sebab orang menilai kinerjanya yang terukur dan bijak, itu merupakan tolok ukur kemampuannya.
“Saya pulang ke Tamiang ini mau membangun, bukan ingin menguras hasil di kampung halaman saya ini. Jadi jangan menilai orang itu hanya sepenggal, dalami dahulu, baru menilai. Jadi saya mau memperbaiki yang kurang baik menjadi lebih baik lagi,” sebut Armia.
Armia rela menanggalkan dirinya menjadi pendamping Mualem, demi Aceh Tamiang yang lebih baik, maju dan berkembang. Terutama itu Sustainable physical development agar Aceh Tamiang mampu mensejajarkan diri dengan kabupaten kota di provinsi Aceh bahkan nasional.
“Saya kira bukanlah hal yang muluk, tetapi saya yakin setiap pemimpin pasti menginginkan wilayah yang di pimpinnya ingin maju dan berkembang. Harapan sederhana seorang pemimpin,” bebernya.
Armia dan Ismail punya blueprint untuk membangun Aceh Tamiang yakni; Enam Misi, Dua Puluh Lima Program Prioritas Utama dan Cepat, apa saja itu?.
Ini dia, 6 Visi Garis Besar, Armia Fahmi – Ismail.
1. Memperkuat penerapan Syariat Islam dengan meningkatkan pemahaman, pengimplementasian, dan pengawasan yang berkualitas, sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan keberagaman.
2. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing melalui transformasi sosial secara merata.
3. Meningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan Masyarakat yang berkeadilan.
4. Meningkatkan Infrastruktur strategis yang Terintegrasi.
5. Mewujudkan Transformasi Tata Kelola yang Profesional, Responsif, transparan dan akuntabel.
6. Dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan.
“Itu merupakan garis besar visi kami, yang harus kita kejar dan capai, jika Allah mengizinkan Saya dan Ismail memimpin Aceh Tamiang ini, saya kira sebagai calon pemimpin kami memang harus memiliki visi untuk jangka pendek, menengah dan panjang,” jabar Armia dengan lugas didampingi Ismail saat mediaaceh.co.id bertandang di kediamannya akhir pekan lalu.
Delapan Program Terbaik Cepat.
Sementara itu, ucap Ismail [Calon Wakil Bupati Aceh Tamiang], mereka juga punya 8 garis besar program terbaik cepat untuk program pembangunan yang menyeluruh di Aceh Tamiang.
“Tidak hanya 6 Visi saja, tetapi juga kita punya delapan garis besar program terbaik untuk pembangunan Aceh Tamiang berkelanjutan,” Sebut Ismail yang mantan anggota DPRK Aceh Tamiang dari tahun 2004 sampai 2019.
Kata Dia, pihaknya juga telah menyiapkan delapan program terbaik cepat di antaranya; 1. Program ‘Gizi Sehat untuk Generasi Emas Aceh Tamiang’; 2. Program ‘Sehat Bersama Aceh Tamiang’; 3. Program ‘Lumbung Pangan Aceh Tamiang’; 4. Program ‘Sekolah Unggul Aceh Tamiang’; 5. Program ‘Perlindungan Sosial Aceh Tamiang’; 6. Program ‘Tunjangan untuk ASN dan Tenaga Pelayanan Publik yang berkinerja’; 7. Program ‘Pembangunan Infrastruktur Kampung dan Perumahan Sehat’; 8. Serta Program ‘Penyempurnaan Infrastruktur Utama’.
“Itu merupakan program cepat yang kami siapkan untuk dasar melakukan; dari perencanaan, penganggaran sampai tahapan pengerjaan program kerjanya,” beber Ismail yang juga mantan Direktur PDAM Aceh Tamiang.
Apalagi itu, seluruh rangkaian catatan program yang ditoreh melalui release aplikasi digital tersebut, terukur dan sistemik, sebagai dasar perencanaan pembangunan yang sustainable di kabupaten berjuluk Bumi Muda Sedia itu.
Putra kelahiran Kampung Paya Awe, 31 Mei 1976 kabupaten Aceh Tamiang tersebut kembali membeberkan tujuh belas program prioritas jangka panjang yang berkelanjutan, semua terangkum dalam catatan ini.
Tujuh Belas Program Prioritas
Di antaranya; 1). Penguatan Syariat Islam Aceh Tamiang Berkeadilan; 2). Pemberantasan Kemiskinan Ekstrem; 3). Swasembada Pangan dan Air untuk Kemandirian Aceh Tamiang; 4). Optimalisasi Sistem Penerimaan Daerah untuk Kesejahteraan Aceh Tamiang.
Selanjutnya 5). Reformasi birokrasi yang efisien, berkualitas, profesional, dan berintegritas; 6). Pencegahan Korupsi; 7). Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba; 8). Menjamin Tersedianya Pelayanan Kesehatan bagi Seluruh Masyarakat Aceh Tamiang.
Lalu 9). Penguatan Pendidikan, Sains, dan Teknologi, serta Digitalisasi; 10). Penguatan Kesetaraan Gender dan perlindungan hak Perempuan, Anak serta penyandang Disabilitas; 11). Menjamin Pelestarian Lingkungan Hidup; 12). Memastikan ketersediaan dan akses yang menyeluruh bagi petani terhadap pupuk, benih unggul, dan pestisida yang berkualitas.
Serta 5 lagi, yakni 13). Memfasilitasi Rumah Murah dan Sanitasi Berkualitas; 14). Pemberdayaan Ekonomi melalui Penguatan UMKM dan Kewirausahaan; 15). Hiliralisasi dan Industrialisasi SDA dan Maritim untuk Kemandirian Ekonomi; 16). Pelestarian Seni Budaya, Pengembangan Ekonomi Kreatif, dan Peningkatan Prestasi Olahraga; dan 17). Pembangunan Perwilayahan Terpadu dan strategis Aceh Tamiang.
“Semua itu akan kita jalani dengan penuh tanggung jawab dan kedisiplinan. Lalu, kami tak punya kekuatan apa pun tanpa didukung oleh seluruh stake holder yang ada, terkhusus seluruh SKPK di pemerintahan,” harap Ismail.
Kata Dia, seluruh program yang baik dan bagus, tanpa dukungan. Omong kosong bisa terlaksana. Harapannya dukungan seluruh elemen, stake holder, SKPK dan masyarakat Aceh Tamiang menjadi lebih baik lagi.
Pondasi Aceh Tamiang
Pertumbuhan Ekonomi 2,25; Angka Kemiskinan 12,51; Tingkat Pengangguran 7,21; Indeks Pembangunan Manusia 73,02; Gini Ratio 0,305.
Target dan impian Kabupaten Aceh Tamiang 2025 – 2030.
Pertumbuhan Ekonomi 5,05; Angka Kemiskinan 10,59; Tingkat Pengangguran 5,42; Indeks Pembangunan Manusia 75,03; Gini Ratio 0,28.
“Dari Pondasi dan Target capaian merupakan impian keberhasilan setiap pemimpin. Harapan kami juga seperti itu dan tidak terlalu muluk. Insha Allah kami siap menjalan semua yang telah kami sepakati,” Sebut mantan Politikus Partai PPP ini.
Lawan Kotak Kosong
Armia Fahmi juga menimpali, agar masyarakat tidak terprovokasi dengan ajakan kampanye hitam untuk tidak memilih pasangan Armia Fahmi – Ismail, sebab yang dirugikan masyarakat, karena pembangunan akan mengalami stag dan tidak akan berjalan.
Dia mengingatkan bahwa; kampanye hitam kotak kosong tersebut sengaja di gelindingkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dari kelompok-kelompok yang tidak pro pada pembangunan di Aceh Tamiang.
“Kalau menang kotak kosong, Pembangunan tidak berjalan, ekonomi lumpuh, memicu kenaikan harga barang yang tidak stabil, terciptanya angka pengangguran yang sangat luar biasa kenaikannya. Apakah kita mau di jajah oleh orang-orang yang tidak menampakkan diri memprovokasi masyarakat, ayo berpikirlah secara sehat dan logika, ayo pilih saya dan Ismail,” jelas Armia.
Tangkap Pelakunya
Hal senada juga disampaikan Haprjial Rozi, orator dan aktifis sosial Aceh Tamiang. Minta kepada pihak APH untuk menangkap dalang dan pelaku penyebar selebaran pilih kotak kosong.
Apalagi itu, bahwa; proses demokrasi sudah berjalan dengan baik dan normal. Siapa pun berhak untuk mencalonkan diri sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati, setelah semua tahapan proses administrasinya diikuti sesuai aturan.
Selanjut calon bupati lain yang tidak lolos tahapan seleksi di Komisi Pemilihan Independen (KIP) Aceh Tamiang tidak boleh bertindak gegabah dengan membuat perlawanan melakukan kampanye hitam untuk memilih kotak kosong.
“Para rival politik tidak boleh memainkan propaganda sesat, anti demokrasi, bahwa paslon terpilih memborong partai. Ya main sehat saja. Kalau nanti rakyat memilih paslon yang sudah ditetapkan oleh KIP dan menang, itu proses demokrasi yang berjalan dengan baik. Artinya masyarakat bijak dalam menentukan hak politiknya,” tegas Rozi.
Disamping itu, Tamiang harus ada pemimpin yang definitip. Agar Tamiang menjadi lebih baik dan berjalan pembangunan di semua lini.
Haprijal mencontohkan selebaran untuk memilih kotak kosong yang beredar terdapat logo KIP dan Lambang Aceh Tamiang Kaseh Pape Setie Mati. Ini harus di minta klarifikasi dari KIP dan Pemkab Aceh Tamiang. “Ini pelanggaran hukum dan mencederai demokrasi itu sendiri, kita harus lawan ini, supaya Tamiang tidak rusak dengan isu-isu murahan seperti ini,” tegasnya.
Kecuali itu, Panwaslih harus memanggil pihak KIP untuk mengklarifikasi logo yang ada dalam selebaran gelap tersebut, apalagi itu, di Panwaslih ada Gakkumdu [Polisi dan Kejaksaan], “tanyakan ke pihak KIP apakah benar ini KIP yang buat, kalau tidak ada klarifikasi dari KIP kuat dugaan KIP lah yang buat, juga minta klarifikasi dengan PJ Bupati terkait ada logo Kaseh Pape Setie Matie, agar klir masalah ini,” pungkas Rozi.
Ikrar pasangan Armia Fahmi – Ismail
Kami berdiri di sini dengan tekad kuat untuk membawa perubahan nyata bagi Aceh Tamiang.
Setiap program yang kami usung, setiap langkah yang kami rencanakan, semuanya berakar pada satu tujuan : Kesejahteraan dan Kemajuan Masyarakat Kita.
Dengan fokus pada pemberantasan kemiskinan, penguatan Syariat Islam, pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta pelestarian lingkungan, kami percaya Aceh Tamiang bisa menjadi kabupaten yang lebih mandiri, sejahtera, dan berkeadilan.
Pilihan ada di tangan Anda, masyarakat Aceh Tamiang. Bersama-sama, mari kita wujudkan visi ini dan ciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Kami mengajak semua masyarakat untuk memilih perubahan, memilih keberanian, memilih Pemimpin Aceh Tamiang yang lebih baik. Mari kita bergerak bersama untuk masa depan yang lebih cerah. [Syawaluddin].