Dua Seniman Berkolaborasi: Abu Salam dan Haji Uma Bersama Bangun Kreativitas Aceh

Dua Seniman Berkolaborasi: Abu Salam dan Haji Uma Bersama Bangun Kreativitas Aceh. (Foto/Dok : Umar Hakim/mediaaceh.co.id).

“Kreativitas adalah napas pembangunan. Aceh punya kekayaan seni yang luar biasa, tetapi perlu dorongan untuk menjadi produk yang tak hanya berakar pada tradisi, tetapi juga relevan dengan zaman,” ujar Abu Salam dengan penuh semangat.

LHOKSEUMAWE | mediaaceh.co.id – Pertemuan dua seniman senior Aceh, Teuku Emi Syamsyumi alias Abu Salam, dan H. Sudirman, S.Sos, yang akrab disapa Haji Uma, menjadi angin segar bagi dunia seni dan kreativitas di Serambi Mekkah.

Dalam sebuah diskusi yang berlangsung hangat di kediaman H Uma Alu Awa, Lhokseumawe pada Senin, 25 November 2024.

keduanya sepakat untuk mendorong langkah konkret dalam memajukan sektor seni dan budaya sebagai motor penggerak pembangunan Aceh.

Abu Salam, yang juga dikenal sebagai Ketua KPA Luwa Nanggroe, membawa perspektif khas sebagai seorang seniman yang piawai menjaga napas tradisi sambil mengolah isu-isu modern.

BACA JUGA...  Neno Datang Relawan Jokowi Meradang

Sementara Haji Uma, anggota DPD RI sekaligus seniman yang terkenal lewat karya-karyanya di layar kaca, menyuarakan pentingnya kolaborasi lintas generasi untuk mendorong Aceh menjadi lebih kreatif dan inovatif.

“Kreativitas adalah napas pembangunan. Aceh punya kekayaan seni yang luar biasa, tetapi perlu dorongan untuk menjadi produk yang tak hanya berakar pada tradisi, tetapi juga relevan dengan zaman,” ujar Abu Salam dengan penuh semangat.

Haji Uma menimpali, “Sebagai senator, saya sering melihat potensi anak muda Aceh yang luar biasa. Sayangnya, ruang-ruang untuk mengolah kreativitas mereka masih minim. Ini tanggung jawab kita bersama sebagai seniman untuk membangun ekosistem seni yang mendukung.”

Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas rencana strategis, termasuk pembentukan komunitas kreatif di setiap kabupaten, festival seni tahunan bertaraf internasional, serta kerja sama dengan lembaga pendidikan untuk memasukkan seni sebagai kurikulum utama.

BACA JUGA...  Forum Koperasi PSR Aceh Tamiang Terbentuk, Sayed Zainal Ketua Aklamasi

Tidak hanya itu, Abu Salam dan Haji Uma juga menyinggung pentingnya penguatan infrastruktur seni, seperti gedung kesenian dan ruang pameran.

Mereka berkomitmen untuk melibatkan pemerintah daerah serta sektor swasta dalam mendukung visi Aceh yang lebih kreatif.

“Kita ingin Aceh tidak hanya dikenal karena sejarahnya, tetapi juga karena kemajuan seninya. Ini soal membangun identitas baru yang tetap menghormati warisan leluhur,” ujar Abu Salam.

Haji Uma menambahkan, “Kolaborasi adalah kunci. Saya dan Abu Salam tidak ingin hanya berhenti di wacana, tetapi membawa perubahan nyata yang bisa dirasakan masyarakat.”

Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga inspirasi bagi para pelaku seni dan budaya di Aceh.

Abu Salam dan Haji Uma berjanji untuk terus bersinergi, menjadikan seni sebagai jembatan kemajuan, sekaligus membangun harapan baru bagi generasi muda Aceh.

BACA JUGA...  Abu Salam Pastikan Investasi Bio Karbon di Sabang, KPA Luwa Nanggroe Buka Jalan Baru untuk Aceh

Aceh, dengan segala kekayaan tradisinya, kini bersiap menapaki jalan baru menuju masa depan yang lebih kreatif dan inklusif.

Kolaborasi dua seniman ini menjadi pertanda bahwa seni bisa menjadi katalisator perubahan.

Mereka berdua, layaknya dua tokoh dalam hikayat lama, kini memulai babak baru dalam membangun Aceh dari panggung kreativitas. [Umar Hakim].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *