TAKENGON (MA) — Wakil Pimpinan DPRK Aceh Tengah H. Hamdan, SH, menyatakan bahwa pelaksanaan pacuan kuda tradisional Gayo, dalam rangka memperingati HUT Kute Takengon, merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh rakyat Gayo, begitu juga dengan usai pelaksanaan 17 Agustus setiap tahunnya,
” Jadi tradisi ini, tidak mungkin lagi kita tunda tunda seperti tahun lalu, dengan alasan adanya penyelenggaraan PON sehingga lapangan harus dilakukan persiapan atau pembangunan landasan pacu kuda bertaraf nasional, kalau itu okelah dapat kita terima. Nah tahun ini, pembangunan sudah selesai, pemilik kuda sudah menanti kudanya kapan mau dipacu, lapangan pun sudah selesai di bangun, apalagi ” ucap wakil pimpinan DPRK itu.
Untuk, itu dalam rangka menyahuti aspirasi dari pemilik kuda, Pordasi Aceh Tengah dan Dinas Pemuda dan Olah Raga, maka dalam suatu beberapa hari ini, kita langsung menjumpai Kimpraswil Aceh bersama Kadis Pemuda Dan Olah Raga Aceh Tengah,
Nah, menurut mereka, pelaksanaan pacuan kuda tradisional Gayo dalam rangka HUT Kute Takengon ke 448, pada prinsipnya tidak ada masalah dilaksanakan, akan tetapi perlu diketahui lapangan tersebut belum diserah terimakan pada pemerintah daerah, untuk itu kami perlu bertemu dulu dengan bupati Aceh Tengah terkait pemakaian lapangan tersebut, ucap Hamdan menuturkan harapan pihak Kimpraswil Aceh.
Terkait dengan hal tersebut, Pj. Sekretaris Daerah Erwin Pratama menyatakan pihaknya telah menyurati Dinas Kimpraswil Aceh melalui Dinas Pemuda dan Olah Raga Aceh Tengah, tentang pinjam pakai lapangan pacu kuda tersebut, Namun hingga saat ini, balasan surat tersebut belum kami terima, ” Hingga saat ini surat yang kami layangkan tersebut belum dibalas, jawab Pj. Sekda Aceh Tengah tersebut.
Dikatakannya, mengingat sarana yang dibangun apakah sudah selesai atau belum dan Pemerintah Daerah Aceh Tengah juga belum ada menerima surat pemberitahuan tentang tahapan proses serah terima / Hibah, terangnya singkat. (AR)