Penambahan Batalyon TNI di Aceh Perkuat Manunggal TNI dengan Rakyat

Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, ST, MT, IPM, ASEAN. Eng. [Foto Sugito Tassan | mediaaceh.co.id]

Sesuai dengan program Presiden Prabowo Subianto yang tertuang di dalam Asta Cita salah satunya adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru.

LHOKSEUMAWE | mediaaceh.co.id – Rektor Universitas Malikussaleh Lhokseumawe (Unimal) Herman Fithra menyikapi wacana penambahan Batalyon TNI di provinsi paling ujung pulau Sumatera [Aceh], beri pemahaman secara tegas bahwa; penambahan Batalyon TNI sangat tepat, untuk memperkuat manunggal TNI dengan rakyat Aceh.

Terutama di wilayah yang memiliki kawasan pertanian sebagai penyanggah kebutuhan pangan dan swasembada pangan di Aceh, peran TNI sangat dibutuhkan untuk mewujudkan itu.

Apalagi wacana kehadiran Batalyon teritorial TNI yang baru di Aceh, lebih diarahkan untuk satuan batalyon kesehatan, pangan dan konstruksi, diyakini percepatan pembangunan swasembada pangan, kesehatan dan konstruksi akan cepat terwujud dengan backup kuat dari TNI.

Sesuai dengan program Presiden Prabowo Subianto yang tertuang di dalam Asta Cita salah satunya adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru.

“Untuk itu, TNI jangan hanya dilihat sebagai pasukan tempur dalam hal operasi militer, tapi dari perspektif operasi militer selain perang, TNI diberi kewenangan untuk mengatasi, mengamankan, memberdayakan dan membantu pemerintah daerah diluar pertahanan, sesuai pasal 7 ayat 2 UU TNI nomor 34 tahun 2004. Jadi sah-sah saja penambahan Batalyon di Aceh, apalagi penambahan batalyon baru akan difokuskan ke sektor kesehatan, pangan dan konstruksi, justru batalyon baru itu akan lebih memperkuat manunggal TNI dengan rakyat Aceh,” ungkap Herman Fithra, Rabu, 29 April 2025 lali di Lhokseumawe.

BACA JUGA...  Kasus Sembuh Covid19 Bertambah 1033 Orang di Aceh

Keterlibatan TNI dalam hal mewujudkan swasembada pangan dan kesehatan serta konstruksi, urai Herman Fithra. [Yang juga alumni Lemhanas] itu, khusus di Aceh sangat dibutuhkan, begitu juga di Indonesia. “Di Aceh lahan pertanian masih sangat luas, bahkan masih cukup banyak lahan tidur, yang perlu diolah menjadi lahan produktif, selama ini Fakultas Pertanian Unimal melakukan kerjasama dengan TNI, dalam hal pengembangan percepatan pembangunan sektor pertanian,” urainya.

Disisi lain, penambahan Batalyon menurut pandangan Herman Fithra lebih cepat lebih baik, soalnya Aceh butuh percepatan pembangunan sektor pertanian yang didukung dengan sumber daya yang cukup.

“Target kita kesejahteraan masyarakat petani menjadi prioritas, apalagi di beberapa wilayah di Aceh kawasan penyanggah pertanian masih cukup luas seperti di sebagian kawasan di pesisir timur Aceh, begitu juga kawasan barat selatan dan tengah Aceh, sangat potensial untuk wujudkan swasembada pangan di Aceh,” tuturnya.

Jika pun ada perbedaan terkait wacana penambahan Batalyon di Aceh, urai Herman Fithra, sesuatu yang wajar. “Bagi saya, jika dilihat dari sisi wawasan kebangsaan, pastinya penambahan batalyon di Aceh sudah dilakukan pengkajian cukup mendalam secara konprehensif oleh para pakar, apalagi dilihat dari perspektif kepentingan global, negara besar didunia ini sangat berkepentingan dengan negara-negara kawasan seperti Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, oleh karena itu kekuatan pertahanan menjadi perhitungan yang kuat dan matang,” jelasnya

BACA JUGA...  Direktur PMD : Bireuen Akan Menjadi Pilot Projeck Desa Ramah Anak

Ditambahkan oleh Herman Fithra, Indonesia sebagai negara besar, harus mandiri, tidak didikte oleh asing, kebutuhan pangan harus betul-betul tercukupi oleh bangsa sendiri.

“Sekarang ada program presiden ketahanan pangan menuju kemandirian pangan Indonesia, harus ada yang menghimpun dan menggerakkan, salah satunya yang paling siap adalah TNI yang mudah dimobilisasi,” sebutnya.

Kemudian, Fithra juga mengatakan, adanya rencana pengembangan empat Batalyon di Aceh, termasuk program penerimaan TNI dari sarjana pertanian.

“Saya sangat mendukung program Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko, karena itu bagi saya akan memperkuat Aceh sebagai daerah agraris sehingga pangan itu tercukupi dan bisa menjadi provinsi penyangga untuk provinsi tetangga,” katanya.

Alumni Lemhanas itu juga mengatakan, akan banyak menggunakan TNI yang putra Aceh sendiri yang dikasih kesempatan lebih luas, secara otomatis dapat meningkatkan nasionalisme, itu perlu, artinya jangan dilihat dari sisi tentara itu berperang.

BACA JUGA...  Pelatihan Relawan Covid19 di Aceh Upaya Memutuskan Mata Rantai Cluster Baru

“Tentara Indonesia itu kan bukan hanya untuk berperang, juga ada TNI manunggal bersama rakyat, jadi banyak hal yang dilakukan tentara saat tidak berperang, dan itu keuntungan bagi kita masyarakat, jadi jangan cuman dilihat dari sisi TNI berperang,” ujarnya.

Di samping itu, Herman Fithtra menyebutkan demi menyukseskan program pemerintah, ketahanan pangan maupun ketahanan energi, akan tumbuh ekonomi baru, maka terbuka kesempatan putra-putri atau anak-anak Aceh mendapat peluang lapangan kerja baru, sekaligus membangkitkan semangat nasionalisme.

Fithra menguraikan, saat ini perlunya peran semua kalangan dan rakyat Indonesia dalam menyukseskan program Presiden Prabowo, yakni ketahanan pangan, energi dan air.

Rektor Fithra menambahkan, tambahan batalyon dapat membuka kesempatan lebih besar bagi anak-anak Aceh menjadi anggota TNI, pasukan prajurit TNI organik sama dengan seperti batalyon yang sudah ada di Aceh. [Sugito].