EKBIS  

Kembangkan Tanam Katuk, KBQ Baburrayan Kerja Sama dengan PT Tani Pontianak 

Pertemuan pihak KBQ Baburrayan Aceh Tengah dengan Pihak PT Tani Pontianak terkait kerjasama tanaman katuk.

TAKENGON (MA) – Setelah 20 tahun sukses mengekspor kopi ke berbagai negara, Koperasi Baitul Qirad (KBQ) Baburrayan kini mulai mengembangkan produk baru berupa tanaman katuk.

Tanaman ini tumbuh subur di Aceh Tengah dan akan diolah menjadi tepung katuk melalui kerja sama dengan PT. Tani yang berbasis di Pontianak.

Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia. Daunnya dikenal sebagai pelancar ASI alami dan juga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, lalapan, serta pewarna alami. Selain itu, katuk memiliki potensi pasar yang besar, terutama di kota-kota besar dan beberapa negara yang sudah menjadikannya konsumsi rutin untuk kesehatan.

Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di dataran rendah hingga tinggi. Kondisi ideal untuk pertumbuhan katuk adalah suhu 21–30°C dengan kelembapan 50–80%. Selain itu, katuk memerlukan tanah yang subur, gembur, kaya humus, serta memiliki aerasi dan drainase yang baik dengan pH antara 5,5–6,5.

BACA JUGA...  Kejati Aceh dan PT Angkasa Pura Indonesia Jalin Kerja Sama Bidang Hukum

Direktur PT. Tani, Junaidi, dalam kunjungannya ke KBQ Baburrayan menyampaikan bahwa budidaya katuk dapat membuka peluang kerja dan usaha baru bagi masyarakat jika dikelola dengan baik.

“Tanaman ini mudah dibudidayakan dan perawatannya tidak sulit, namun memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi bagi petani. Kami telah berkoordinasi dengan KBQ Baburrayan untuk memanfaatkan lahan yang ada di Kecamatan Pegasing. InsyaAllah, kami siap menyalurkan hasil panen ke pasar hingga ke tingkat konsumen maupun industri untuk diolah menjadi tepung katuk,” jelasnya.

BACA JUGA...  PJ Bupati Asra Canangkan RPK, Jaga Daya Beli Masyarakat

Junaidi juga menambahkan bahwa budidaya katuk sangat potensial karena permintaannya terus meningkat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain mudah dirawat, panennya juga cukup sederhana, hanya dengan pemangkasan berkala.

Sementara itu, Ketua KBQ Baburrayan, Ridwan Husin, menegaskan bahwa iklim Aceh Tengah sangat cocok untuk pengembangan tanaman katuk.

“Kami akan memulai dengan demplot tahap pertama, kemudian melanjutkan pengembangan melalui anggota koperasi maupun pihak ketiga. Katuk sangat mudah dibudidayakan, cukup dengan stek batang, pemangkasan gulma, dan pemupukan dengan fermentasi urin sapi atau bahan organik lainnya,” ujarnya.

Menurut Ridwan, budidaya katuk juga dapat menjadi tanaman tumpang sari bagi petani kopi di Aceh Tengah. Dengan begitu, para petani memiliki sumber penghasilan tambahan, sehingga dapat menopang ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

BACA JUGA...  Bank Aceh dan BPKA-D Perkuat Kerjasama Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah

“Kopi adalah tanaman tahunan, sementara katuk bisa menjadi tanaman pendamping yang produktif dan bernilai ekonomi tinggi. Ini merupakan langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus meningkatkan produktivitas petani,” pungkasnya.(AR)