Junaidi Berpulang di Negeri Jiran, Solidaritas Tanpa Batas Ringankan Beban Keluarga

Junaidi Berpulang di Negeri Jiran, Solidaritas Tanpa Batas Ringankan Beban Keluarga. [Foto Umar Hakim | mediaaceh.co.id].

“Ini bukti bahwa kita, masyarakat Aceh, tak pernah saling meninggalkan, di mana pun berada. Kepergian Junaidi adalah duka kita bersama, dan alhamdulillah, saudara-saudara kita di Malaysia menunjukkan kepedulian yang luar biasa,” ujar Bos Pon. Sabtu, 8 Februari 2025. 

KUALA LUMPUR |mediaaceh.co.id – Di ujung perjuangan panjang melawan sakit, Junaidi, seorang pekerja konstruksi asal Krueng Geukuh, Aceh Utara, akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Hospital University Malaysia, Kuala Lumpur. pada Selasa, 4 Februari 2025.

Enam bulan lamanya ia berjuang melawan komplikasi penyakit, sementara di sisi lain, keluarganya menanggung beban yang tak kalah berat: biaya rumah sakit yang semula mencapai 67.366 Ringgit Malaysia (sekitar Rp245 juta).

BACA JUGA...  Pertanyakan Isu Makanan Mengandung Boraks dan Formalin, Sekjen BEM Unsyiah Kunjungi BPOM

Namun, di tengah duka, ada cahaya harapan. Berkat koordinasi berbagai pihak, beban yang semula terasa begitu menyesakkan itu akhirnya sirna.

Pemerintah Malaysia dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) bahu-membahu menanggung seluruh biaya perawatan almarhum. Tak hanya itu, komunitas Aceh di Malaysia, melalui Grub Koper dan donasi para perantau, juga turut membantu meringankan beban keluarga Junaidi.

Saiful Bahri, yang akrab disapa Bos Pon, Ketua Harian Gulam sekaligus Perwakilan KPA Luar Negeri di Malaysia, menjadi salah satu sosok yang memastikan agar keluarga Junaidi tak terpuruk dalam kesulitan.

BACA JUGA...  Melalui Sabang Village Festival 2023 Jadikan Sabang Untuk Melestarikan Tradisi

“Ini bukti bahwa kita, masyarakat Aceh, tak pernah saling meninggalkan, di mana pun berada. Kepergian Junaidi adalah duka kita bersama, dan alhamdulillah, saudara-saudara kita di Malaysia menunjukkan kepedulian yang luar biasa,” ujar Bos Pon. Sabtu, 8 Februari 2025.

Junaidi memang telah pergi, tetapi jejak perjuangannya tetap tertinggal.

Solidaritas yang terjalin demi meringankan beban keluarganya menjadi pengingat bahwa di tengah segala keterbatasan, selalu ada tangan-tangan yang siap mengulurkan bantuan.

Semoga kepergian Junaidi menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang berjuang di negeri orang.

BACA JUGA...  Penghargaan OJK RI “Financial Literacy Award 2024” untuk Bank Aceh

Kini, tak ada lagi utang yang membebani keluarganya, hanya doa yang terus mengalir untuk almarhum. Selamat jalan, Junaidi. Semoga damai di sisi-Nya. [Umar Hakim].