BANDA ACEH (MA) — Diskusi publik yang digelar di Universitas Abulyatama dengan tema “Bergerak Dengan Kewajaran, Menegakkan Keadaban Publik Untuk Indonesia Berharkat” menjadi momen penting untuk membahas nilai-nilai kewajaran dalam kehidupan publik.
Acara ini menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka, seperti Sudirman Said, Dr. Wiratmadinata, dan Dr. Iqbal, dengan moderator Dr. Usman Lamreung, yang mengupas berbagai tantangan bangsa terkait integritas dan keadaban publik.
Sudirman Said, tokoh yang dikenal atas kontribusinya di berbagai bidang, menekankan pentingnya integritas pejabat publik.
Ia menjelaskan bahwa kewajaran termasuk rasa malu dan kepatuhan terhadap aturan, merupakan fondasi etika yang sangat diperlukan untuk memperbaiki struktur demokrasi yang rusak.
Dalam diskusi ini, bukunya yang berjudul “Bergerak dengan Kewajaran” menjadi sorotan utama. Buku tersebut mengkritik tajam hilangnya integritas di kalangan pemimpin yang berujung pada melemahnya legitimasi pemerintahan.
Rektor Universitas Abulyatama, R. Agung Effrio Hadi, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya buku “Bergerak dengan Kewajaran” untuk dibaca oleh civitas akademika.
Menurutnya, buku ini memberikan pesan moral yang relevan sebagai pembelajaran dalam memperbaiki kondisi bangsa.
Dalam presentasinya, Sudirman Said turut menampilkan video yang menggambarkan keberhasilan rehabilitasi dan rekonstruksi di berbagai daerah, yang dilanjutkan dengan analisis mendalam tentang fenomena politik dan korupsi di Indonesia.
Diskusi ini juga menyoroti relevansi nilai-nilai kewajaran dalam membangun keadaban publik sebagai pilar utama demokrasi. Keadaban publik dipahami tidak hanya sebagai etika moral, tetapi juga sebagai upaya membangun struktur pemerintahan yang responsif terhadap kebutuhan rakyat, mengurangi eksploitasi isu identitas dan agama, serta mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Para peserta diajak untuk merenung dan menyerap pesan-pesan dalam buku tersebut, yang berisi ajakan untuk menegakkan keadaban publik demi memperkokoh demokrasi yang sehat, inklusif, dan berkeadilan. Diskusi ini diharapkan dapat membangun kesadaran kolektif yang mampu mendorong aksi nyata untuk memperbaiki hubungan antara pemimpin dan rakyat.
Melalui diskusi publik ini, Universitas Abulyatama berhasil menjadi ruang dialog yang mendorong refleksi mendalam tentang nilai-nilai keadaban publik dan langkah konkret yang diperlukan untuk menjadikan Indonesia lebih berharkat.(R)