Derita Saifuddin, Sakit Bertahun-Tahun, Rumah Reot dan Janji yang Tak Kunjung Datang

Derita Saifuddin. [Foto Umar Hakim | mediaaceh.co.id].

“Sudah dijanjikan rumah, tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi,” kata Saifuddin, suaranya pelan, matanya kosong menatap langit-langit rumahnya yang mulai rapuh.

LHOKSUKON | mediaaceh.co.id – Di sebuah rumah reot di Meurandeh Paya, Kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara, Saifuddin (47) hanya bisa berbaring lemah.

Komplikasi jantung, paru, ginjal, dan nyeri lutut yang dideritanya selama tiga tahun terakhir membuatnya kehilangan daya untuk bekerja.

Sementara itu, istrinya, Nasriah (37), terpaksa menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga, berjuang dari pekerjaan serabutan demi menyambung hidup keempat anak mereka.

Namun, penderitaan keluarga ini tak hanya soal penyakit dan kemiskinan. Mereka juga hidup dalam rumah yang jauh dari kata layak.

BACA JUGA...  Sertu Prengki Purba Pantau Harga Sembako Dan Sosialisasikan Prokes

Atap pelepah rumbia bocor di sana-sini, dinding kayu mulai lapuk, dan lantai tanah yang mereka pijak berubah menjadi lumpur saat hujan turun.

“Kalau hujan deras, kami basah semua. Anak-anak menggigil kedinginan,” ujar Nasriah dengan suara lirih.

Janji Keuchik yang Tak Pasti

Penderitaan Saifuddin sebenarnya sempat mendapat perhatian. Pihak Keuchik Gampong Meurandeh Paya pernah menjanjikan rumah layak huni untuk keluarga ini.

Tapi hingga kini, janji itu menguap tanpa kejelasan.

“Sudah dijanjikan rumah, tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi,” kata Saifuddin, suaranya pelan, matanya kosong menatap langit-langit rumahnya yang mulai rapuh.

Di tengah situasi yang semakin sulit, keluarga ini akhirnya meminta pertolongan kepada Syakban, akrab disapa Tgk Adam.

BACA JUGA...  Tolak Keras Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, AHY: Memundurkan Kualitas Demokrasi

Syakban bukan pejabat, bukan juga orang berpunya. Ia hanyalah seorang anak dari mendiang kombatan GAM yang selama ini aktif membantu masyarakat miskin di pelosok Aceh Utara.

Tersentuh oleh kondisi Saifuddin, Syakban pun mengabarkan situasi ini ke media, berharap ada pihak yang tergerak membantu.

“Bang Saifuddin sudah lama sakit, istrinya berjuang sendirian. Tapi mereka seperti diabaikan. Ini bukan soal bantuan semata, ini soal kemanusiaan,” ujarnya.

Syakban juga menyesalkan janji-janji bantuan yang tak kunjung terealisasi.

“Pemerintah sering bicara soal kesejahteraan, tapi kenapa kasus seperti ini masih terjadi? Kalau ada rumah layak yang bisa diberikan, kenapa harus menunggu?” katanya.

Bagi yang ingin membantu keluarga Saifuddin, dapat menghubungi Syakban (Tgk Adam): +60 11-6159 8700.

BACA JUGA...  Memilih Ketum Baru, SPS Gelar Kongres di HPN  dan Ini Kepengurusannya

Di tengah hiruk-pikuk pembangunan dan slogan kesejahteraan, ada keluarga yang masih terjebak dalam bayang-bayang kemiskinan.

Saifuddin dan keluarganya tak butuh janji kosong [mereka butuh uluran tangan, sebelum semuanya terlambat] . [Umar Hakim].