Lhokseumawe (MA) – Serka Iskandar, Babinsa Koramil 16/Bds Kodim 0103/Aceh Utara, melaksanakan pengecekan ketersediaan harga sembako secara langsung di pasar Inpres desa Tempuk Tengoh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, dan mengingatkan masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan (Protkes), Selasa (16/11/2021)
“Pengecekan sembako ini, dilaksanakan untuk memantau perkembangan dari harga kebutuhan masyarakat di pasar tradisional,” ucapnya.
Lebih lanjut, sambil bersenda gurau dengan para penjual, ia menanyakan berbagai harga kebutuhan pokok baik itu beras, gula, minyak goreng, telur, daging, susu, jagung, minyak tanah, garam serta kebutuhan lainnya.
Untuk itu, “kita lakukan pengecekan kebutuhan primer ke lapangan kepada pedagang secara langsung, diwaspadai ada dugaan salah satu pedagang menaikan harga tanpa ada mengikuti kebijakan dari pemerintah sesuai harga normal,” sebutnya.
Disela sela kegiatannya Serka Iskandar juga menghimbau kepada para pedagang dan pengunjung Pasar inpres untuk tetap mematuhi protokol kesehatan agar terhindar dari Virus Covid-19.
Untuk saat ini masyarakat Kota Lhokseumawe mengeluhkan harga minyak goreng melambung tinggi, bahkan harga minyak curah lebih mahal dibandingkan minyak dalam kemasan.
Harga minyak curah saat ini sudah berkisar Rp.19.0000 per kilogram, dari sebelumya Rp.15.000 per kilogram. Sedangkan minyak dalam kemasan harganya paling murah Rp.18.000 – 19.000 untuk 1 liter, yang 2 liter Rp 35.000 tergantung merek.
Salah seorang pedagang pasar Pusong Kota Lhokseumawe Imran mengatakan, kenaikan harga minyak goreng sangat berdampak pada tingkat konsumsi warga bahkan penjual gorengan dan rumah makan ikut menjerit akibat kenaikan harga minyak goreng yang semakin melambung
Kemudian ia mengatakan, masyarakat khususnya pedagang, yang umumnya memakai minyak curah mulai banyak beralih ke minyak goreng kemasan. Pasalnya, harga minyak curah terbilang lebih mahal dibandingkan minyak dalam kemasan, mereka lebih memilih minyak kemasan karena kualitasnya lebih terjamin, tidak berdedak, dan tentunya lebih murah.
“Konsumen lebih memilih minyak kemasan daripada minyak drum. Itu pun karena harga minyaknya lebih murah. Konsumen minyak curah menurun 10% dari biasanya, dan minyak dalam kemasan lebih cepat habis terjual,” Katanya.
Sementara itu penjualan gorengan di sekitar pasar buah Lhokseumawe Syuib mengatakan kewalahan dengan kenaikan harga minyak goreng. Walaupun minyak kemasan bagus dan terjamin kualitasnya, namun lebih cepat habis saat digunakan.
“Bukan hanya harga minyak yang naik, semua barang pokok naik, seperti tepung, minyak, kita terpaksa membelinya karena sudah kebutuhan,” ucapnya.
Laporan : Kontributor/Radhiah.