Sebelum Aksi 412, Surya Paloh Bertemu Partai Komunis Cina

Beijing | AP-Aksi Parade Kebudayaan Indonesia yang terjadi pada 4 Desember 2016 memang tidak pernah diberitakan untuk menandingi Aksi Bela Islam Jilid III pada 2 Desember 2016. Namun faktanya hampir terbukti memang aksi itu untuk menandingi aksi umat Islam yang menutut Ahok dihukum karena telah menghina Kitab Suci Alquran. Sebelumnya aksi ‘balas dendam’ itu juga dilakukan usai umat Islam menggelar aksi 4 November, dimana aksi ‘balasan’ berkedok bhineka juga dilangsungkan pada 19 November 2016.

Anehnya aksi 412 itu banyak dicacimaki karena aksi tersebut dinilai sarat kepentingan politik dan dan dinilai sangat banyak pelanggaran, baik pelanggaran Pilkada maupun lokasi acara di Car Free Day, lokasi yang sama sekali sangat dilarang untuk kampanye politik. Bukan Surya Paloh namanya bila tak melawan. Begitulah kesan pria yang mengaku asal Aceh usai aksi 412 berlangsung.

“Coba tanyakan ke Plt (Plt Gubernur DKI Sumarsono). Barangkali kalau melanggar, kami siap menerima konsekuensinya untuk kebaikan yang kita rasakan,” ujar Paloh di sekitar Hotel Grand Hyatt Jakarta, Jl Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (4/12/2016) sebagaimana dilansir Detik.com.

BACA JUGA...  Panglima Yatim dan Babinsa Sosialisasi Bahaya Komunis Kepada Murid MIN

Paloh menerangkan, partai dan atributnya yang hadir dalam parade tersebut karena partai berperan dalam aspek kehidupan kebangsaan. Partai tidak berperan di DPR saja.

“Apa partai berani duduk saja, tak boleh itu,” kata Paloh.

Menurut Paloh, parade dilakukan dengan maksud untuk mempererat silatuhmi. Bahkan Surya mengklaim parade ini tidak mengganggu masyarakat yang ber-Car Free Day (CFD).

“Apalah artinya CFD dibandingkan dengan persatuan bangsa ini. Sejujurnya itu yang saya katakan. Jadi yang mau CFD boleh, mau sedikit menari boleh,” ucap Paloh mencari pembenaran.

Namun jangan lupa, 4 bulan yang lalu, seperti diberitakan Tempo.co, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh telah bertemu dengan Deputi Direktur Jenderal Departemen Internasional, Komite Pusat Partai Komunis Cina, Zhang Xuyi di markas partai itu Beijing, Cina, Jumat, 12 September 2014. “Walau ini bukan kunjungan resmi dari partai, tapi bisa membuka lembaran baru untuk kerja sama ke depan,” kata Zhang Xuyi saat menyambut Surya.

BACA JUGA...  Sabang Perketat Pemeriksaan

Zhang mengatakan partainya menaruh perhatian yang sangat besar terhadap proses politik di Indonesia. Terutama setelah hasil pemilihan presiden yang dimenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dia juga memperhatikan partai-partai yang ikut dalam pemilihan legislatif. “Kami perhatikan pemilu di Indonesia dan kami tahu NasDem ikut pertama kali dan mencapai hasil luar biasa. Kami ucapkan selamat,” ujarnya.

Surya Paloh mengatakan pertemuan dengan Zhang memang bukan kunjungan resmi karena dilakukan di sela-sela dirinya menerima penghargaan profesor kehormatan dari Beijing Foreign Studies University, Rabu, 10 September 2014. “Saya memang mendapat undangan spontan lalu diacarakan dalam kunjungan saya ke Beijing,” kata dia seusai pertemuan. (Baca: Surya Paloh Dapat Gelar Profesor Kehormatan)

Surya Paloh mengatakan Partai Komunis Cina sebelumnya telah menerima kunjungan dari berbagai partai di Indonesia, seperti PDI Perjuangan, Golkar, dan lain-lain. Dia mengatakan partai penguasa di Cina itu berharap hubungan kerja sama Indonesia-Cina bisa terus menopang kemajuan masing-masing negara.

BACA JUGA...  Baju Anak Anak Bertuliskan "I Love To PKI" Ditemukan di Negeri "Habaib" Nagan Raya

Menurut Surya, banyak hal bisa dipelajari dari PKC. “PKC punya jam terbang tinggi dan merupakan satu-satunya partai di sini,” kata dia. Partai ini menurut Surya adalah partai pemerintah yang berarti kebijakan-kebijakannya selalu seiring sejalan dengan pemerintahan. “Kami menawarkan kerja sama bisa dijalin dalam bidang kebudayaan dan pendidikan, ekonomi, dan pertahanan,” ujarnya. [MU|Net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Malu Achh..  silakan izin yang punya webs...