Ratusan Warga Panton Rayeuk Kembali Mengungsi Akibat Bau Gas PT. Medco EP

Demikian tegas praktisi Civitas Akademisi Unaya, Aceh. Usman Lamreung, kembali ‘berkoar’ untuk kesekian kalinya pada manajemen PT. Medco EP Malaka, Rabu, 30 Juni 2021 di Banda Aceh.

Laporan | Syawaluddin

IDI (MA) – Ratusan warga Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kebupaten Aceh Timur, Aceh. Kembali mengungsi ke Kantor Camat Banda Alam, setelah mencium bau gas di desa mereka yang berdekatan dengan tambang gas Blok A PT. Medco EP Malaka.

Bau gas tambang blok A, PT. Medco EP Malaka; kembali terulang yang menyesakkan nafas masyarakat, ada indikasi kuat PT Medco EP Malaka lalai dan belum mampu menanggulangi masalah yang seharusnya tidak terulang lagi.

Demikian tegas praktisi Civitas Akademisi Unaya, Aceh. Usman Lamreung, kembali ‘berkoar’ untuk kesekian kalinya pada manajemen PT. Medco EP Malaka, Rabu, 30 Juni 2021 di Banda Aceh.

BACA JUGA...  Pemerintah Daerah Harus Screening Pelaku Perjalanan

Akademisi, yang juga aktifis sosial itu, mengingatkan lagi peristiwa yang sama terulang setelah setahun Blok A memulai operasi (Bau_Mei 2019), “tepat rasanya kita kembali mendesak Medco EP Malaka untuk mensosialisasi kepada publik secara terbuka tentang bahaya H2S,” Katanya pada mediaaceh.co.id.

Dia menilai selama ini Medco hanya memberikan solusi dari aspek sosial semata, melalui pemberian kompensasi uang, daging, dan lainnya, tanpa menjawab persoalan mendasar yaitu bahaya H2S dan rencana mitigasinya.

Menurut Usman Lamreung, penduduk areal tambang gas BLOK A berhak mendapatkan informasi dan Medco EP Malaka berkewajiban menjelaskan resiko dan bahaya H2S, disertai penjelasan secara teknis dan detail rencana mitigasinya, misalkan menyangkut deteksi gas, jalur dan lokasi evakuasi—dalam dua insiden sebelumnya, warga lakukan evakuasi secara mandiri, tanpa ada deteksi gas sebelumnya.

BACA JUGA...  KPK Tetapkan Bupati Kolaka Timur dan Lima lainnya Tersangka Pengadaan Barang dan Jasa

Menurutnya, desakan sosialisasi terbuka, mengingat sudah sepatutnya masyarakat yang hidup pada areal proyek gas tersebut diberitahukan akan bahaya H2S, sebagai bagian resiko dari suatu proses produksi, sebagaimana diketahui, produksi gas di BLOK A memiliki tingkat resiko tinggi, sehingga PT Medco sebagai operator BLOK A dalam kegiatan operasionalnya benar-benar memprioritaskan keselamatan warga areal proyek.

PT Medco EP Malaka sebagai operator BLOK A tentunya mempunyai standard pengelolaan resiko dan keselamatan (risk and safety management plan), namun Usman Lamreung meragukan Medco serius menerapkan dilapangan, mengingat insiden yang sama terus berulang, dan berdampak besar pada kesehatan masyarakat.

Usman Lamreung berharap melalui sosialisasi secara terbuka, masyarakat akan siap dan sadar untuk hidup berdampingan dengan kegiatan.tambang yang beresiko tinggi dan bersama-sama dengan stakeholder lainnya menyusun konsep Early Warning System (EWC) berbasis masyarakat, sebagai bagian mitigasi kebencanaan.

BACA JUGA...  Mengantisipasi Gangguan Pemilu, Polres  Aceh Selatan Giat Patroli

PT Medco harus serius dan konsisten dalam menjalankan operasi Blok A benar-benar mempertimbangkan keselamatan warga sekitar lokasi tambang, bukan hanya tindakan sporadis ketika terjadi masalah atau bencana, namun harus dibarengi dengan edukasi masyarakat sekitar, agar kehidupan warga tidak terganggu. [*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Malu Achh..  silakan izin yang punya webs...