TAPAKTUAN | MA — Pembangunan gedung Sekretariat Tuha Peut Gampong (TPG) atau nama lain di Indonesia dilaporkan, Sabtu, (12/4), mangkrak selama setahun lebih.
Selain itu, rehab sebuah jembatan plat beton berukuran kecil tidak kunjung dikerjakan. Ironisnya, biaya rehab jembatan kulivert senilai Rp. 9 Juta lebih, dinilai terlalu tinggi dibanding dengan fisik bangunan yang direncakan.
Belakangan, kedua kegiatan fisik bangunan di desa udik itu yang menggunakan Dana Desa (DD) Gampong Pucuk Lembang tahun anggaran 2023-2024, dilanjutkan pekerjaannya setelah beredarnya poto visual di berbagai kalangan termasuk wartawan.
Keuchik Pucok Lembang Kluet Timur Kridami, membenarkan, terbengkalainya kedua bangunan milik desa tersebut.
“Oke sedang dikerjakan,” kata Kridami melalui pesan singkat melalui WA, Senin, (14/4).
Tentang tingginya biaya pekerjaan rehab jembatan box tersebut, Kridami mengatakan, hal itu yang tertuang dalam RAB oleh konsultan.
“Nanti kita tunggu pengecekan Inspektorat,” katanya tanpa menyebutkan alasan proyek mangkrak tingginya pagu anggaran.
Ketua Koordinator FORMAKI Aceh Ali Zamzami menyesalkan adanya proyek desa yang cukup lama mangkrak dan dikerjakan kembali setelah diprotes warga dan beredarnya foto visual proyek.
Dia menduga keterlibatan pihak DPMG dalam modus pelaksanaan proyek desa, sehingga terbengkalainya berlangsung lama.
“Jadi apa saja kerja DPMG Aceh Selatan selama ini tidak melakukan pengawasan dan pembinaan, sehingga diduga praktek yang sama terjadi di desa lain di daerah ini,” kata Ali Zamzami.
Berkaitan itu, dia mendesak Bupati H. Mirwan MS segera mengevaluasi kinerja pihak DPMG Aceh Selatan.
Sebelumnya, Kepala DPMG Aceh Selatan Agustinur kepada media ini, meminta agar persoalan mangkrak bangunan yang dikerjakan langsung oleh Keuchik Gampong Pucok Lembang Kridami itu tidak diberitakan.(Maslow Kluet).