TAKENGON | MA — Masjid Agung Ruham’ma Takengon diharapkan dapat menjadi ikon Kabupaten Aceh Tengah dan masjid ini tidak hanya sebagai pusat ibadah tetapi juga sebagai pusat kegiatan keislaman yang memiliki daya tarik wisata religi.
Hal tersebut disampaikan oleh Pj Sekda Aceh Tengah Drs Mursid , M. Si saat memimpin langsung rapat koordinasi rencana perbaikan sarana dan prasarana Masjid tersebut , yang berlangsung di Masjid Ruham’ma Takengon, Senin ( 23/3/2025)
Dikatakannya, kondisi sarana dan prasarana Masjid Agung Ruhama masih perlu peningkatan guna mencapai standar sebuah Islamic Center yang representatif.
“Masjid Agung Ruhama ini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kegiatan Islam yang dapat menarik minat masyarakat dan wisatawan religi.
Namun, kita masih menghadapi banyak tantangan dalam hal fasilitas dan infrastruktur yang belum optimal. Oleh karena itu, arah pembangunan sarana dan prasarana masjid ini harus disesuaikan dengan kebutuhan,” ujar Mursyid.
Untuk itu, perlunya perencanaan yang matang di usulan dalam Perbaikan Sarana dan Prasarana Masjid Agung Ruhamma Takengon, Jelasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Kemakmuran Masjid ( BKM) Agung Ruhamma Takengon Drs. Tgk. H. Hamdan, MA, menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada jamaah, termasuk dalam hal kebersihan dan kenyamanan masjid.
Ketua BKM juga menyebutkan adanya beberapa bantuan dari pihak swasta seperti Grand Bayu Hill, Toko Emas, dan beberapa investor yang turut mendukung pembangunan dan pelayanan masjid.
“Kami telah berupaya meningkatkan pelayanan, termasuk dengan pembuatan sekat di kamar mandi perempuan untuk menjaga privasi jamaah. Selain itu, tempat penyimpanan sepatu dan sandal sudah disediakan untuk meminimalisir kehilangan. Bahkan, pada sore hari sudah ada masyarakat yang memanfaatkan halaman masjid untuk berbuka puasa, seperti halnya yang terjadi di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh,” jelas Hamdan.
Di sisi lain, pengurus masjid memaparkan beberapa permasalahan teknis yang masih memerlukan perhatian serius. Di antaranya adalah kondisi kamar mandi di bagian selatan yang memiliki septic tank langsung di bawahnya sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan penyedotan.
Selain itu, saluran air di tempat wudhu sering mengalami hambatan, keran air kerap patah, serta terdapat atap yang bocor. “Permasalahan ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Kami berharap dengan adanya rapat koordinasi ini, seluruh pihak dapat memberikan solusi terbaik demi kenyamanan para jamaah,” ujar perwakilan pengurus masjid.
Perencanaan yang matang dan pengawasan yang ketat sangat penting untuk memastikan pembangunan masjid berjalan sesuai dengan nilai-nilai syariah dan aturan yang berlaku.
Sementara itu, penasihat masjid menyampaikan pentingnya adanya kolaborasi yang harmonis antara pemerintah dan pihak masjid untuk mencapai keselarasan dalam pengembangan masjid.
Ia juga menyarankan pemanfaatan lahan kosong di sekitar masjid agar dapat menjadi area yang lebih produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.“Kita perlu memiliki penanggung jawab yang jelas dalam mengelola pembangunan ini agar tercipta kesinambungan yang baik antara pemerintah dan pihak masjid.
Selain itu, pemanfaatan lahan kosong di sekitar masjid dapat dipertimbangkan untuk dijadikan area yang lebih produktif,” ungkap penasihat masjid.
Rapat koordinasi ini diharapkan dapat menghasilkan rencana yang matang dan komprehensif untuk perbaikan sarana dan prasarana Masjid Agung Ruhama Takengon, sehingga mampu memberikan kenyamanan bagi jamaah serta menjadi pusat kegiatan keislaman yang membanggakan masyarakat Aceh Tengah.
Hadir dalam rapat koordinasi tersebut pengurus masjid, BKM (Badan Kemakmuran Masjid), Ketua MPU Aceh Tengah, serta penasihat masjid, selain itu para pihak teknis dan konsultan perencana yang ada di daerah setempat (AR)