SABANG (MA) – Masyarakat Sabang mempertanyakan atas ketidaktransparanan lembaga Baitul Mal yang dinilai bak mengurus perusahaan pribadi, para pengurus lembaga yang mengelola keuangan asal zakat dan infaq yang bersumber dari pemotongan gaji pegawai negeri sipil.
Sejumlah warga masyarakat Sabang mempertanyakan atas ketidaktransparanan yang terkesan sengaja ditutup-tutupi oleh pihak pengurus lembaga amal ini, sehingga tidak dipublikasi sama sekali kemana dan untuk apa dana tersebut dihabiskan.
“Baitul Mal itu adalah lembaga pengelola keuangan yang bersumber dari zakat dan infaq hasil pemotongan gaji pegawai negeri sipil, maupun instansi pemerintah lainnya, seharusnya Baitul Mal harus transparan kemana saja uang tersebut dihabiskan,” ungkap salah seorang warga Sabang Abdullah, kepada media ini, Selasa (05/11/2024) di Sabang.
Hal yang sama juga disampaikan oleh warga masyarakat Sabang lainnya, menurut mereka penyaluran zakat dan infaq harus tepat sasaran dalam pelaksanaan penyaluran dan pendapatan zakat serta infaq harus dipublikasi sehingga masyarakat tau kemana saja disalurkan.
“Kami masyarakat Sabang tidak pernah tau berapa hasil keseluruhan dana yang bersumber dari zakat dan infaq yang diterima Baitul Mal Kota Sabang, apalagi pengeluarannya lebih-lebih kita tidak pernah tau. Kenapa Baitul sangat tertutup terhadap publik, sehingga terkesan ada apa-apanya dalam tubuh Baitul Mal itu,” ujar masyarakat Sabang lainnya.
Warga Sabang lain juga menyebutkan penggunaan zakat dan infaq yang dikelola Baitul Mal harus transparan. Setiap muzakki atau penerima zakat itu harus diketahui masyarakat bukan menutup-nutupi.
Diharapkan kepada Pemerintah Kota (Pemko) Sabang, agar mengevaluasi atas tidak profesionalnya Baitul Mal dalam pengelolaan keuangan bagi hak-hak rakyat yang berhak menerimanya. Setiap menerima dari zakat dan infaq sampai pengeluarannya harus dipublikasikan ini zaman jujur dan transparan jangan ada yang disembunyikan apalagi diselewengkan.
Selain itu, Pemko Sabang perlu melakukan verifikasi terhadap data anggaran dan penyalurannya, jangan sampai dalam penyaluran terjadi pilih kasih, terutama bagi kepentingan pribadi, kelompok dan sejawatnya. Kemudian juga, penegak hukum perlu menyelidiki atas ketidaktransparanansi lembaga itu.
Terkait kabar tersebut media ini telah mencoba mengkonfirmasi beberapa kali ke kantor Baitul Mal Kota Sabang, di Jalan Agus Salim, Gampong Ie Meule, Kecamatan Sukajaya, namun sangat sulit ditemu pengurus yang bertanggung jawab lembaga di maksud. Tidak diketahui apakah memang sengaja menghindar dari media atau juga berada di persimpangan yang begitu-begitu..!. (R)