Garam Santri Mulai Menampak Hasil, Pj Bupati Pijay Apresiasi Usaha Semi-Tradisional

PIDIE JAYA (MA) — Garam Santri yang berasal dari Gampong Lancang Paru, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), kini mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Usaha garam semi-tradisional yang dirintis sejak tahun 2019 tersebut kini sudah mampu menghasilkan produksi hingga 7 ton per bulan, dengan harga jual Rp 4.500 per kilogram.

Usaha garam ini menggunakan teknologi geo membrane dalam proses produksinya, yang membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas garam yang dihasilkan.

Dengan teknologi ini, air laut dapat lebih cepat diuapkan, menghasilkan garam dengan kualitas yang lebih baik dan lebih stabil, meskipun menggunakan metode tradisional.

BACA JUGA...  Darnisaf: Rakyat Dipaksakan Harus Bayar Iuran Bulanan BPJS

Pj Bupati Pidie Jaya, Teuku Ahmad Dadek, yang didampingi oleh Kadis Kelautan dan Perikanan Pidie Jaya, Yandi Yusnandar, serta Kadis DPMPTSP Nakertrans Pidie Jaya, Fajri, Selasa , (14/1/25) melakukan kunjungan langsung ke lokasi produksi garam tersebut untuk meninjau perkembangan usaha yang melibatkan para santri di Dayah setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Kelompok Usaha Garam Santri, Tgk. Muhajir, melaporkan bahwa sistem penjualan garam santri semakin terbuka dengan memanfaatkan media sosial, yang memudahkan pemasaran dan memperluas jangkauan pasar.

BACA JUGA...  Pj Bupati Aceh Utara Gelar Silaturahmi dan Makan Malam Bersama, Bukhari Sampaikan Ini

Pj Bupati Pidie Jaya, Teuku Ahmad Dadek, memberikan apresiasi atas kemajuan yang dicapai dan mendorong Dinas terkait untuk membantu proses sertifikasi SNI dan label Halal bagi produk garam santri. Hal ini diharapkan dapat mendukung pemasaran yang lebih luas dan meningkatkan daya saing produk di pasar.

Garam ini diberi nama “Garam Santri” karena seluruh proses produksi dan pemasaran melibatkan para santri yang tergabung dalam kegiatan di Dayah. Dengan semangat kemandirian dan kolaborasi, usaha ini semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.(TM)