TAKENGON (MA) – Event Pacuan Kuda Tradisional Gayo dalam rangka memperingati HUT ke-448 Kota Takengon resmi dimulai di Arena HM Hasan Gayo, Belang Bebangka, Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, Selasa (18/2/2025).
Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Aceh Tengah, Rahmadi, mengatakan bahwa kegiatan ini akan berlangsung hingga Minggu (23/2/2025) dan diikuti oleh kuda-kuda terbaik dari empat kabupaten di Aceh.
“Tuan rumah Aceh Tengah menyertakan jumlah kuda terbanyak, yaitu 126 ekor. Kemudian dari Kabupaten Bener Meriah ada 58 ekor, Gayo Lues mengirimkan 15 ekor, dan Aceh Besar dua ekor kuda,” ujarnya kepada wartawan.
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada Minggu dan Senin sebelumnya, total terdapat 201 ekor kuda yang siap berlaga dalam belasan nomor perlombaan. Pada hari pertama ini, sebanyak 14 race telah dipertandingkan, melibatkan kuda dari kelas E Muda dan D Muda dengan jarak tempuh 1.000 meter dan 1.100 meter.
Rahmadi juga menjelaskan bahwa meskipun perlombaan sudah dimulai hari ini, acara pembukaan resmi Pacuan Kuda HUT ke-448 Kota Takengon baru akan digelar pada Rabu (19/2/2025). Acara tersebut direncanakan akan dibuka langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah terpilih.
“Kami langsung menggelar perlombaan hari ini, meskipun pembukaan secara resmi baru dilaksanakan besok. Hal ini dikarenakan banyaknya agenda lain yang juga diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah,” tambahnya.
Sementara itu, pantauan wartawan di arena pacuan kuda pada hari pertama menunjukkan suasana masih relatif sepi dari pengunjung. Namun, panitia optimis jumlah penonton akan meningkat seiring berjalannya perlombaan, terutama setelah acara pembukaan resmi berlangsung.
Pacuan kuda tradisional ini merupakan salah satu tradisi turun-temurun masyarakat Gayo yang terus dilestarikan. Selain menjadi ajang hiburan rakyat, pacuan kuda juga menjadi bagian dari budaya dan identitas masyarakat setempat, serta menarik minat wisatawan untuk datang ke Takengon.
Even ini diharapkan dapat berlangsung dengan lancar dan sukses, serta semakin memperkuat eksistensi pacuan kuda tradisional Gayo sebagai salah satu warisan budaya yang patut dijaga. (AR)