BANDA ACEH (MA) — Persaingan politik dalam Pilkada Aceh terus bergerak dinamis sepanjang minggu ini, dengan berbagai upaya dilakukan untuk merebut hati simpatisan, relawan, dan masyarakat luas, kata Dr. Usman Lamreung,M.Si pakar politik pada media lewat siaran persnya, pada Ahad, (10/11).
Dukungan terhadap para calon diberikan melalui deklarasi, petisi, janji politik, hingga berbagai strategi lainnya, ujarnya.
Di tengah proses ini, katanya, sebuah peristiwa menarik muncul ketika salah satu organ mesin politik memutuskan untuk mengubah arah dukungannya dan beralih kepada calon lain yang sebelumnya merupakan lawan politik. “Perubahan ini menunjukkan adanya dinamika dalam kekuatan dan strategi politik para calon,” ungkapnya.
“Peristiwa ini melibatkan relawan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi, yang tergabung dalam Relawan Bustami (RBT) Aceh. Mereka secara resmi menarik dukungan dari pasangan tersebut dan mengalihkan dukungannya kepada pasangan calon nomor urut 2, Muzakir Manaf-Fadhlullah atau yang dikenal dengan nama Mualem-Dek Fadh,” ungkapnya.
Tidak hanya berhenti pada pernyataan dukungan, Relawan Bustami Aceh (RBT) juga menyatakan komitmennya untuk berjuang memenangkan pasangan Mualem-Dek Fad pada Pilkada Aceh kali ini, ujar Usman.
Alih dukungan dari Relawan Bustami Aceh (RBT) ke Relawan Pendukung Mualem (RPM) mengandung pesan dan isyarat politik yang kuat, yang berpotensi mempengaruhi sikap para simpatisan lainnya. Pergeseran ini juga menandakan bahwa pondasi kekuatan dukungan pasangan calon nomor urut 1 mulai mengalami kerapuhan, yang dapat berdampak signifikan terhadap loyalitas pendukung mereka.
Perubahan arah dukungan ini tak hanya mencerminkan rapuhnya basis kekuatan tertentu, tetapi juga membuka peluang bagi pasangan Mualem-Dek Fad untuk merangkul lebih banyak simpatisan.
Keputusan strategis ini menjadi salah satu langkah penting dalam perjalanan Pilkada Aceh yang semakin mendekati puncaknya, menambah ketegangan dan dinamika dalam persaingan menuju kursi tertinggi di pemerintahan Aceh, pungkasnya. (R)