Cahaya Baru di Desa Kebun Rantau, Inclusive Shelter Hadir untuk Kesehatan, Kebersamaan dan Asa

Cahaya Baru di Desa Kebun Rantau, Inclusive Shelter Hadir untuk Kesehatan, Kebersamaan dan Asa. [Foto Dok. | mediaaceh.co.id | Ilustrasi].

“PLTS ini bukan hanya soal listrik gratis. Ini tentang edukasi dan perubahan pola pikir. Bahwa masa depan energi kita harus bersih dan ramah lingkungan,” jelas Tomi Wahyu Alimsyah, Manager PEP Rantau Field.

DI DESA KEBUN RANTAU, Kecamatan Rantau, wajah masyarakat tampak sumringah. Di balik senyum itu ada harapan baru yang lahir dari sebuah bangunan sederhana namun penuh makna; [Inclusive Shelter], gedung multifungsi yang baru saja diresmikan oleh Pertamina EP (PEP) Rantau Field, bagian dari Pertamina Hulu Rokan Zona 1.

Bangunan bercat cerah dengan atap mengkilap itu tidak hanya berdiri sebagai gedung serbaguna. Ia membawa simbol perubahan [ruang di mana kesehatan, kebersamaan, dan perlindungan bisa berpadu dalam satu tempat].

Sebuah Gedung, Banyak Makna

Di dalam ruangan yang masih berbau cat baru, kursi-kursi plastik tertata rapi. Anak-anak tampak berlarian, sementara para ibu duduk sambil membayangkan bagaimana posyandu bulanan akan terasa lebih nyaman di sini. Tidak lagi harus menumpang di rumah warga atau balai desa seadanya.

“Dengan fasilitas ini, kegiatan posyandu pasti lebih tertib. Anak-anak juga lebih senang datang karena tempatnya bersih dan luas,” kata Fatimah, seorang kader posyandu desa, sambil mengusap pundak anaknya yang duduk di pangkuan.

BACA JUGA...  Sempat Pindah Ke Nagan Raya, Zakaria Akhirnya Jadi Sekda Kota Sabang

Inclusive Shelter ini memang dirancang untuk menjadi pusat aktivitas. Tak hanya posyandu, tetapi juga rapat desa, kegiatan sosial, hingga ekonomi kreatif warga. Dan lebih jauh lagi, ia bisa menjadi tempat perlindungan ketika bencana datang [sesuatu yang sangat penting di wilayah rawan banjir seperti Aceh Tamiang].

Energi Bersih yang Memberi Harapan

Yang membuat gedung ini istimewa, selain multifungsi, adalah hadirnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 1.000 watt. Panel surya di atap memantulkan cahaya matahari, seakan ingin menegaskan bahwa energi bersih bisa menyokong kehidupan masyarakat desa.

“PLTS ini bukan hanya soal listrik gratis. Ini tentang edukasi dan perubahan pola pikir. Bahwa masa depan energi kita harus bersih dan ramah lingkungan,” jelas Tomi Wahyu Alimsyah, Manager PEP Rantau Field.

Bagi pemuda desa, PLTS ini menjadi hal baru yang menarik. Arif (22), mahasiswa asal Kebun Rantau, menuturkan, “Saya jadi ingin belajar lebih dalam tentang energi surya. Siapa tahu, ke depan kita bisa kembangkan sendiri panel surya untuk rumah-rumah warga. Ini kesempatan yang membuka wawasan.”

Apresiasi dan Harapan

Wakil Bupati Aceh Tamiang, Ismail, yang hadir langsung dalam peresmian, menyampaikan apresiasinya. “Program CSR Pertamina ini sangat baik. Kita berharap semakin banyak program serupa yang berkelanjutan hadir di desa-desa lainnya,” ujarnya.

BACA JUGA...  Hari Ke-13 TMMD Kodim 0207/Sml Pengerjaan Sasaran Fisik Mulai Dirasakan Masyarakat

Ucapan itu bukan sekadar basa-basi. Di daerah dengan keterbatasan infrastruktur, sebuah gedung serbaguna yang layak adalah anugerah besar. Terlebih, ia hadir bukan karena proyek pemerintah semata, melainkan hasil sinergi perusahaan dengan masyarakat.

Ruang untuk Perlindungan

Manager Community Involvement and Development (CID) Pertamina Hulu Rokan Regional 1, Iwan Ridwan Faizal, menegaskan fungsi lain dari bangunan ini: sebagai shelter saat bencana. Dengan lokasinya yang aman dari banjir, Inclusive Shelter dapat menjadi tempat evakuasi warga ketika musibah datang.

“Gedung ini kita harapkan jadi rumah bersama. Tempat orang berlindung, tempat orang saling menguatkan,” katanya.

Bagi masyarakat Kebun Rantau, kalimat itu bukan sekadar janji. Setiap musim hujan, banjir selalu menjadi ancaman. Kini, mereka memiliki tempat aman untuk mengungsi [tidak lagi harus berdesakan di sekolah atau menumpang di rumah keluarga].

Pak Usman, seorang perangkat gampong, menambahkan, “Dulu waktu banjir besar, kami harus pindah ke mushala kecil. Penuh, sesak, dan tidak nyaman. Kalau nanti ada banjir lagi, Alhamdulillah sekarang ada tempat yang lebih layak untuk warga.”

CSR yang Menghidupkan

Inclusive Shelter menjadi cermin bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan tidak sekadar formalitas, melainkan menghadirkan manfaat nyata. Ia hadir untuk menguatkan masyarakat, meningkatkan kesehatan, menyediakan energi bersih, sekaligus menciptakan ruang kebersamaan.

BACA JUGA...  Serius Kembangkan UMKM, PJ Bupati Meurah Lindungi Merek Dagang Mom’s Moringa

Di sinilah nilai kemanusiaan terasa: perusahaan energi tidak hanya mengeruk sumber daya, tetapi juga mengembalikan sesuatu yang berharga bagi kehidupan masyarakat sekitar.

Cahaya di Ujung Hari

Sore itu, matahari perlahan tenggelam di ufuk barat. Sinar oranye memantul di panel surya di atas gedung baru. Anak-anak masih berlarian, tertawa riang, sementara para ibu mulai menata kursi yang tadi digunakan untuk acara peresmian.

Inclusive Shelter bukan sekadar bangunan. Ia adalah ruang harapan [tempat di mana cahaya energi bersih berpadu dengan hangatnya solidaritas manusia]. Dan dari Desa Kebun Rantau, cahaya itu kini menyala. [].