“Tentu saja saya sangat fokus menyuarakan ya, sebab bagian dari Tupoksi Komisi VI DPRA. Apalagi saat ini mutu pendidikan di Aceh sedang dalam tidak baik-baik saja,” katanya.
BANDA ACEH | mediaaceh.co.id – Menurut data, Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah dengan kualitas pendidikan tergolong rendah secara nasional.
Kualitas guru di Aceh berada pada peringkat 28 nasional se-Indonesia. Selain itu, hanya 1 dari 5 orang guru di semua jenjang pendidikan yang bersertifikasi.
Fasilitas sekolah di Aceh memadai, namun mutu pendidiknya masih kurang. Pada tahun 2013 lalu, sebanyak 785 siswa SMA/sederajat dinyatakan gagal pada Ujian Nasional (UN).
Hal ini membuktikan bahwa mutu pendidikan dan pembangunan fisik tidak sejalan sehingga hasil yang di dapatkan juga tidak maksimal.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Aceh harus melalui pengembangan infrastruktur, pengembangan guru, dan kurikulum yang relevan.
Peningkatan kualitas pendidikan bertujuan untuk menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing. Selain Transformasi pendidikan, dari konvensional ke inovatif dan berbasis teknologi.
Begitu dijelaskan Muhammad Zakiruddin, Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dari Partai Aceh, yang acap disapa Bang Zack seperti dilansir mediaaceh.co.id. Rabu, 22 Januari 2025 di Banda Aceh.
Kata Bang Zack, jika berbicara mutu pendidikan di Aceh harus linear dan Komprehensif, sebab secara lazim melibatkan seluruh elemen dan stake holder yang ada.
“Tentu saja saya sangat fokus menyuarakannya, sebab bagian dari Tupoksi Komisi VI DPRA. Apalagi saat ini mutu pendidikan di Aceh sedang dalam tidak baik-baik saja,” katanya.
Kecuali itu, harus ada penelitian secara khusus. Dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Aceh melalui analisis kebijakan pendidikan, pengembangan infrastruktur, dan pengembangan kompetensi guru.
Hasilnya tentu akan menunjukkan bahwa perbaikan mutu pendidikan memerlukan kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat.
Tak hanya itu; Pemerintah Aceh juga harus menginvestigasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Aceh. Untuk memperoleh pengembangan kurikulum yang optimal, penggunaan teknologi, dan peningkatan kualitas guru berdampak signifikan pada mutu pendidikan
Triknya, sebut Bang Zack dengan membangun dan memperbaiki infrastruktur sekolah; Menyediakan peralatan dan teknologi pendidikan modern; Meningkatkan akses internet dan jaringan digital serta Menyediakan buku dan sumber belajar berkualitas.
Lalu. melakukan pelatihan dan pengembangan guru secara berkala. Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru. Menyediakan insentif dan penghargaan bagi guru berprestasi. Merekrut guru profesional dan berpengalaman.
Sejurus itu mampu mengembangkan kurikulum yang relevan dan fleksibel. Meningkatkan fokus pada pembelajaran berbasis kompetensi. Mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar. Dan Meningkatkan kesadaran dan apresiasi budaya.
“Apa yang saya kemukakan adalah pandangan riil yang harus di lakukan Pemerintah Aceh bersama Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), untuk mendongkrak agar mutu pendidikan di tanah Serambi Mekkah ini bisa dipacu,”.
Aksesibilitas dan Kualitas yakni untuk Meningkatkan akses pendidikan untuk semua kalangan. Mengurangi kesenjangan pendidikan antar daerah. Meningkatkan kualitas pendidikan vokasional. Mengembangkan program pendidikan inklusif.
Sebaliknya untuk melakukan evaluasi dan akuntabilitasnya bagaimana?, harus mengembangkan sistem evaluasi yang efektif.
Ditambah lagi dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan, menggunakan data untuk perbaikan pendidikan. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pendidikan. [Syawaluddin].