“Ini nanti saya minta kepada stakeholder terkait, harus mampu membuat program, perencanaan serta kebijakan nyata melalui telaah dan kajian mendalam, terhadap vertilitas tanaman untuk menunjang Prognas Ketahanan Pangan,” jelasnya.
KUALASIMPANG | mediaaceh.co.id – Bupati Aceh Tamiang Irjen Pol (P) Drs. Armia Pahmi, MH. Punya kiat untuk meningkatkan produksi pangan di Bumi Muda Sedia [Julukan Aceh Tamiang] agar mampu menciptakan iklim swasembada pangan di wilayah kekuasaannya.
Pemerintah Aceh Tamiang perlu segera mengambil sejumlah langkah terintegrasi untuk mengembangkan Aceh Tamiang sebagai wilayah agribisnis yang mendukung Program Nasional (Prognas) ketahanan pangan.
Begitu penegasan Armia Pahmi, seperti di kutip mediaaaceh.co.id saat dikonfirmasi via aplikasi WhatsApp. Jumat, 7 Maret 2025 dari Jakarta.
Sebut Armia, untuk menciptakan iklim swasembada pangan, terutama harus diperhatikan yakni; Inventarisasi Potensi Wilayah, dengan melakukan pemetaan menyeluruh terhadap potensi lahan, iklim dan sumber daya alam, agar diketahui jenis pertanian dan kegiatan agribisnis apa yang paling sesuai dengan kondisi alam setempat.
Selanjutnya Pengembangan Infrastruktur, mengkaji serta membangun dan memperbaiki infrastruktur penunjang, seperti jaringan jalan, irigasi, fasilitas penyimpanan hasil pertanian, dan pusat distribusi.
Infrastruktur yang memadai akan membantu mengoptimalkan produksi dan distribusi pangan ke pasar lokal, nasional, dan internasional.
“Ini nanti saya minta kepada stakeholder terkait, harus mampu membuat program, perencanaan serta kebijakan nyata melalui telaah dan kajian mendalam, terhadap vertilitas tanaman untuk menunjang Prognas Ketahanan Pangan,” jelasnya.
Lalu melakukan Peningkatan Teknologi dan SDM untuk Menyelenggarakan pelatihan dan transfer teknologi kepada petani serta pelaku usaha agribisnis, guna meningkatkan produktivitas, kualitas hasil, dan kemampuan dalam pengolahan serta pemasaran.
Program pelatihan teknologi tepat guna juga dapat membantu masyarakat mengadopsi inovasi pertanian modern.
Dukungan Regulasi dan Insentif
Menyusun regulasi yang mendukung pengembangan agribisnis dan menyediakan insentif fiskal serta kemudahan akses permodalan bagi petani dan pengusaha.
“Hal ini penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menstimulasi partisipasi sektor swasta,” bebernya.
Disamping Penguatan Kelembagaan dan Kolaborasi untuk memperkuat kelembagaan di tingkat daerah melalui pembentukan pusat koordinasi agribisnis yang melibatkan dinas terkait, lembaga riset, dan asosiasi petani.
Kolaborasi ini akan memfasilitasi sinergi antar sektor dan meningkatkan daya saing produk lokal.
Diversifikasi Produksi dan Pemasaran, sejak dini harus sudah dilakukan, mencari serta mengembangkan diversifikasi produk di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan agar tidak hanya bergantung pada satu komoditas.
Diversifikasi tersebut akan membantu menjaga stabilitas pasokan pangan dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
Apalagi itu, Program Khusus Ketahanan Pangan menetapkan program-program strategis—seperti pengembangan sentra agribisnis—yang fokus pada peningkatan produksi pangan lokal dan pengolahan hasil pertanian, sehingga ketahanan pangan daerah dapat terjaga dan meningkat.
“Dengan mengimplementasikan langkah-langkah tersebut secara terpadu, Aceh Tamiang tidak hanya akan meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan daerah, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” Ujar Armia.
Hasil Akhirnya yang Diharapkan
Menciptakan Ketahanan Pangan yang Lebih Kuat, harus dengan peningkatan produksi lokal dari sektor pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, wilayah akan mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Diversifikasi produk agribisnis [mulai dari komoditas primer hingga olahan] akan meningkatkan nilai tambah, membuka peluang pasar baru, dan mendongkrak pendapatan petani serta pelaku usaha.
“Tentunya akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan, yakni
Infrastruktur pendukung dan adopsi teknologi modern akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Aceh Tamiang,” bebernya lagi.
Terutama itu; daya saing produk lokal yang Lebih Tinggi, mengatur Regulasi yang mendukung, insentif fiskal, serta kolaborasi antara pemerintah, petani, dan swasta diharapkan menghasilkan produk-produk yang kompetitif baik di pasar domestik maupun internasional.
“Dengan langkah-langkah tersebut, Aceh Tamiang akan bertransformasi menjadi sentra agribisnis yang tidak hanya mendorong ketahanan pangan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi daerah yang berkelanjutan,” Pungkas Armia. [Syawaluddin].