Polemik Bioskop di Aceh: Solusi Rebranding dan Transformasi Teknologi

BANDA ACEH (MA) – Polemik tentang keberadaan bioskop di Aceh yang sempat mencuat dianggap tidak perlu terjadi jika ada upaya rebranding terhadap konsep bioskop itu sendiri.

Menurut Malik, seorang video maker yang juga ahli dalam bidang teknologi komunikasi, bioskop bukanlah hal yang haram. Namun, yang perlu diubah adalah cara pandang dan karakter masyarakat yang perlu lebih positif dalam menghadapi hiburan semacam ini, katanya Sabtu, (18/1/2025).

Malik menjelaskan, bahwa bioskop di Aceh bisa berfungsi dengan baik jika ada perubahan cara pandang (mindset) terhadap fungsinya.

BACA JUGA...  Deputi Inklusi TPN Terima Program dan Strategi Menangkan Ganjar-Mahfud dari SIGAP Aceh

Dia menyebutkan, seperti halnya penumpang bus yang melakukan perjalanan antarprovinsi dengan beragam latar belakang, bioskop juga bisa menjadi tempat yang menyatukan berbagai kalangan dengan tujuan hiburan yang mendidik.

Lebih lanjut, Malik menyoroti pentingnya transformasi teknologi komunikasi dan informasi dalam memodernisasi pengalaman menonton film. Salah satu ide yang ditawarkan adalah konsep bioskop outdoor menggunakan layar LED. “Dengan konsep ini, bioskop bisa menjadi tempat hiburan sekaligus sarana pendidikan dan syiar, menyampaikan pesan-pesan positif kepada masyarakat,” katanya.

BACA JUGA...  Sesali Sikap Medco, Rafli Kande Semangati Pejuang SMK 1 Nurussalam

Malik juga menambahkan, bahwa fungsi bioskop dapat diperluas tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk acara-acara yang mendidik, memberi pengetahuan, serta menyampaikan pesan moral yang bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi seperti ini, menurutnya, dapat membuka ruang baru bagi bioskop untuk diterima oleh semua kalangan di Aceh.

Dengan demikian, rebranding bioskop di Aceh melalui pendekatan teknologi yang lebih modern serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nilai positif dari hiburan bisa menjadi solusi untuk menghindari polemik yang terjadi selama ini.(TM)