BIREUEN | AP – Ulah sang geuchiek (kepala desa) yang menghina guru pengajian membuat puluhan warga Gampong Cot Trieng, Kecamatan Simpang Mamplam menggeruduk Kantor Bupati Bireuen, Rabu (31/8). Mereka menutut kepala desa mereka (geuchiek) segera dicopot dari jabatannya.
Dalam aksi demo yang melibakan kaum pria,juga diikuti kaum ibu, yang minta segera mencopot Geuchiek Cot Trieng, Ilyas Usman karena dinilai tidak pantas memimpin desa tersebut. Ia ditengarai telah melakukan berbagai penyimpangan dana pembangunan desa, yang melibatkan pula kerabat dekatnya, serta penghinaan tergadap guru penngajian setempat,yang menyebabkan mereka berdemo ke kantor bupati. Selama lima bulan terakhir, kasus tersebut sudah pernah dilapor ke aparat kecamatan, namun mengalami jalan buntu,sampai akhirnya camat setempat menginginkan dituntaskan di ibukota kabupaten, di kantor bupati.
Seperti yang diamati media ini, para pendemo yang diperkirakan berjumlah 80 orang, tiba di halaman kantor bupati sekutar pukul 11.00 wib, setelah berkumpul sejenak, lalu menuju lobi Kantor Bupati Bireuen yang langsung membentangkan karton berisi tulisan tuntutan, agar pemkab setempat segera mencopot oknum keuchik. Pemimpin mereka itu,dinilai tak mampu memimpin desa dan membuat kesenjangan di kalangan warganya. Terutama, dengan guru ngaji di Majelis Taklim Desa Cot Trieng yang juga mendapat penghinaan dari kadesnya itu.
Koordinator aksi, Husaini dalam orasinya mengatakan, untuk segera menuntaskan kasus di desanya, dengan mencopt segera Ilyas Usman dari jabatan Geuchiek, mengingat dalam dalam memimpin warganya, sangat tidak beretika. Menurutnya, kondisi itu sudah berlangsung hampir tiga tahun terakhir, sejak Keuchik Gampong Cot Trieng dijabat Ilyas Usman sehingga dalam desa tidak ada lagi kenyamanan.
Usai menyampaikan orasinya, akhirnya Sekdakab Bireuen, Ir Zulkifli, Sp menerima orang warga cot trieng yang mewakili rekan-rekannya untuk membahas kasus tersebut,di ruang sekdakab.
Sementara itu, sejumlah ibu-ibu kepada wartawan mengaku, mengaku sangat kecewa dengan geuchieknya, Ilyas Usman yang sering menghina Tgk Mukhlis yang dikenal sebagai guru pengajian di desanya. Bebagai ucapan tidak senonoh dilontarkan kepada guru majellis taklim tersebut sehingga menimbulkan kesenjangan, sampai akhirnya sang guru rohani masyarakat setempat meninggalkan desa itu.“Kami hanya meminta agar keuchik diberhentikan dan guru pengajian kami bisa kembali membimbing masyarakat, untuk mendapat ilmu agama. Tgk Mukhlis sangat baik,yang juga dekat dengan anak-anak kami, sampai-sampai anak-anak enggan ke sekolah karena mereka merasa sangat kehilangan,”ucap ibu tersebut.
Para pendemo baru kembali ke desanya, setelah pertemuan perwakilan masyarakat dengan sekdakab yang hasilnya, pemkab segera memanggil keuchik dan camat guna memintai klarifikasi terkait tudingan warga CotTrieng. Menutut Sekdakab Bireuen,semua pihak harus memahami bahwa untuk pemberhentian keuchik ada aturan dan mekanismenya. Sementara keluhan masyarakat juga harus ditindaklanjuti agar masalah ini segera tuntas.
“Kami akan menyelesaikan masalah ini secara arif dan bijaksana, mengingat ada konflik internal di masyarakat yang harus dituntaskan. Dalam waktu dekat ini kami akan memanggil keuchik melalui camat, untuk mendengarkan pendapatnya terkait tuntutan warga. Semoga dapat kita temukan solusi terbaik dalam penyelesaian masalah tersebut,” tanda Ir Zulkifli.(Maimun Mirdaz)