BANDA ACEH (MA) – Bea Cukai (Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai) Aceh berkunjung ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Kerajinan Enceng Gondok di Desa Kubu, Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, yaitu UMKM EG Craft pada Jumat 11 Oktober 2024.
Melalui siaran pers yang diterima redaksi mediaaceh.co.id, Senin, 14 Oktober 2024 disebutkan, kunjungan tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan dan asistensi langsung terhadap UMKM yang berada di wilayah provinsi Aceh.
“Pada tahun 2024 ini, kurang lebih sebanyak 25 UMKM di wilayah Aceh yang masuk dalam binaan Bea Cukai Aceh. Dan ini langsung di bawah asistensi dan binaan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) di wilayah Aceh, diantaranya UMKM di Sabang dilakukan oleh KPPBC Sabang, UMKM Banda Aceh dan Aceh Besar oleh KPPBC Banda Aceh, UMKM Simeuleu, Aceh Barat dan Aceh Jaya oleh KPPBC Meulaboh, UMKM Aceh Tengah dan Bener Meriah oleh KPPBC Lhokseumawe serta UMKM Aceh Tenggara, Aceh Tamiang dan Langsa oleh KPPBC
Langsa,” ungkap Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai, Leni Rahmasari.
Beberapa UMKM yang menjadi binaan kantor pemungut cukai itu adalah UMKM yang bergerak pada usaha pengolahan produk makanan, pertanian dan perkebunan, kelautan dan perikanan, industri tepung kelapa, industri kerajinan, industri fashion, industri hasil tembakau dan rokok, industri obat tradisional, industri makanan dan minuman, dan industri lainnya.
“Kemaren Tim Bea Cukai berkunjung langsung ke UMKM Kerajinan Enceng Gondok EG Craft. Kita dengar dan beri masukan langsung kepada mereka, agar yang bersangkutan semakin berkembang dan terus meningkatkan kapasitasnya, sehingga mampu bersaing di pasar internasional,” papar Leni.
Tentang EG Craft
Gampong (Desa) Kubu, Kecamatan Arongan Balek, Kabupaten Aceh Barat, kini menjadi pusat kegiatan produksi kerajinan anyaman enceng gondok yang menghasilkan produk berkualitas tinggi.
EG Craft yang dikelola oleh Cut Afni Zahara, menjadi kebanggaan lokal dengan menciptakan karya-karya unik dari anyaman enceng gondok.
Usaha ini bukan hanya sekadar bisnis, tetapi juga upaya untuk melestarikan lingkungan sekaligus menciptakan produk bernilai seni tinggi. Cut Afni Zahara, pemilik EG Craft, menjelaskan bahwa ide untuk mengggunakan enceng gondok sebagai bahan utama berasal dari keinginan untuk memanfaatkan potensi lokal yang berlimpah di sekitar desa.
“Enceng gondok adalah sumber daya alam yang melimpah di sekitar Desa Kubu. Kami melihat potensi ini sebagai peluang untuk menciptakan produk anyaman yang ramah lingkungan dan bernilai seni tinggi,” ujar Afni dengan semangat, Selasa (26/12/2023) tahun lalu.
EG Craft menawarkan beragam produk anyaman enceng gondok yang memiliki fungsi dan estetika. Diantaranya adalah sofa, pot bunga, bingkai cermin, tas, kopiah, keranjang, meja, alas meja, tempat parfum, toples permen, dan aneka kebutuhan rumah tangga. Keunikan produk-produk tersebut tak hanya berasal dari keindahan anyaman enceng gondok, tetapi juga dari desain yang kreatif dan fungsional.
Produk EG Craft Cut tidak hanya dinikmati oleh masyarakat lokal, namun juga telah berhasil dikirim ke berbagai wilayah di Indonesia. Melalui kemitraan dengan berbagai platform e-commerce dan promosi melalui media sosial, EG Craft Cut mampu menjangkau pasar yang lebih luas.
“Kami berusaha memberikan nilai tambah dalam setiap produk yang kami hasilkan. Selain menjaga kualitas, kami juga berfokus pada desain yang estetis dan inovatif agar produk kami dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat,” tambah Afni.
Dengan visi untuk terus mengembangkan produk-produk anyaman enceng gondok yang berkualitas dan berdaya saing, EG Craft Cut tidak hanya menjadi pelaku bisnis lokal yang sukses tetapi juga menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya di Aceh Barat.
Afni Zahara berharap bahwa melalui kreativitas dan dedikasi, EG Craft dapat terus tumbuh dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. (r)