BANDA ACEH | AP-Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada menilai kegandrungan masyarakat akan calon independen sah-sah saja namun jangan berharap banyak.
“Sebenarnya calon independen juga tidak menjamin munculnya sosok pemimpin yang ideal. Sebab, ini harus kembali kepada rasionalitas pemilih. Misalnya, di Amerika Serikat saja calon-calon lebih banyak diusung oleh partai dan calon independen cenderung tidak laku,” ujar Aryos Nivada dalam rilis persnya yang diterima Bongkarnews.com, 31 Januari 2017.
Aryos, mencontohkan, calon presiden dan calon gubernur di negara bagian di Amerika mengalami proses perekrutan yang panjang serta figur itu merupakan kader partai yang terbaik, karena publik sangat rasional. “Bukan asal maju, ditolak partai kumpul KTP,” sindir Aryos Nivada menanggapi munculnya calon-calon independen di Pilkada 2017.
Dia juga mencontohkan,mekanisme rekrutmen yang dilakukan oleh partai di Amerika sangat demokratis dan prosesnya betul-betul bisa dipertanggungjawabkan. Pertimbangan lain ujarnya, calon independen di AS, karena negara itu menganut sistem biparty, yaitu Partai Demokrat dan Partai Republik, jadi wajar bila yang tidak setuju dengan kedua partai tersebut, diakomodasi oleh calon independen.
“Negara-negara yang menganut multipartai tidak lagi membutuhkan jalur non-partai atau independen karena semua aspirasi mestinya sudah tertampung dalam wadah partai,” ujarnya mengutip tulisan Budi Darmawan.
Dia mengakui, bangunan kekuasaan di AS ternyata tidak bisa disamakan dan dipraktekkan di Indonesia, karena rasionalitas pemilih dan kondisi kepartaiannya sangat berbeda. Kemudian, di kalangan sebagian besar masyarakat khususnya non-partai politik sepakat jika calon independen diakomodasi sebagai bagian dari upaya untuk membangun proses kehidupan demokrasi yang lebih berkualitas.
“Masalahnya, bagaimana implikasi politik dari keberadaan calon independen tersebut khususnya terhadap persaingan politik dan keberlangsungan pemerintahan,” pungkas Aryos. [r]