BIREUEN | AP- Meski berbagai trik diperagakan oleh Pimpinan Pesantren Ternama Tgk Hasanoel Basry (Abu Mudi) untuk menghalang-halangi masyarakat Bireuen agar tidak memberi dukungan kepada mantan santri terbaiknya Tgk H M Yusuf A Wahab alias Tu Sop yang merupakan satu diantara enam kandidat balonbup Bireuen Priode 2017 – 2022, Namun Baliho Pasangan Tu Sop – dr Pur malah terpajang megah dilingkungan Komplek Pesantren Mudi Mesra Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen.
Menurut pantauan Bongkar News Selasa 4 Oktober 2016, Baliho pasangan bupati unsur Ulama – Ahli Medis itu terpasang dengan ukuran master melingkari bangunan hingga atap kantin milik Nek Tafa pinggiran jalan utama sekitar 150 meter arah timur pintu gerbang pesantren megah tipe A+ itu.
Selain tersalup kantin Nek Tafa, baliho kandidat bupati Bireuen Tu Sop – dr Purnama Setia Budi juga terpajang 100 meter arah barat pintu gerbang dibagian atas lintasan jalan depan meunasah Mideuen Jok Kecamatan Samalanga.
Pemandangan tersebut merupakan gambaran ironis jika dikaitkan dengan gairah menggebu Abu Mudi yang menantang keras keinginan Tu Sop yang dikatagorikan salah seorang mantan santri terbaiknya terlibat langsung dalam pejabat pemerintahan.
Gelagat itu dikuatkan upaya Tgk Hasanoel Basry yang kian gencar mengkampanyekan back ground negative sosok Tu Sop lewat audio dan video yang sengaja disebar nitizen ke dunia maya baru-baru ini seiring masuknya musim pilkada.
Semakin membingungkan bagi kalangan kaum awam, sikap Abu Mudi untuk tidak merestui mantan anak didiknya Tu Sop mencalonkan diri sebagai Balon Bupati Bireuen kali ini justru tidak demikian halnya untuk Ruslan M Daud yang diakui juga mantan santri lembaga pengajian dibawah pimpinannya.
Informasi yang dihimpun Bongkar News menyebutkan, Tgk M Yusuf A Wahab dan Ruslan M Daud (bupati Bireuen saat ini) keduanya merupakan lepasan Pesantren Mudi Mesra Miden Jok Samalanga. Bedanya, Tu Sop buru-buru mengamalkan ilmu agama yang telah Ia kais dengan membangun balai tempat pengajian yang sekarang ini sudah berkembang Pesat dengan nama Pesantren Babussalam Al Aziziah Jeunieb.
Sementara Ruslan M Daud yang konon juga sebagai alumnus tahun 1999 dari pesantren yang sama dengan Tu Sop memilih status pengusaha lalu membangun sebuah tempat penginapan yang kini heboh dengan nama Meuligo Hotel, bagian timur lintasan jalan Negara Kota Kabupaten Bireuen.
Kesetiaan timbal-balik antara mantan santri dan guru sangat melekat sejak Ruslan M Daud diusung Partai Aceh dan menjadi Bupati Bireuen tahun 2012. Abu Mudi dengan setia menjadi Inspektur saksi utama Ijazah Ruslan yang dituding bermasalah oleh mahasiswa serta warga peduli Bireuen beberapa waktu lalu.
Sementara bukti balas jasa seorang murid terhadap guru, Ruslan berkali-kali mengupayakan kesembuhan Abu Mudi ke Malaysia ketika Pimpinan Pesantren Mudi Mesra yang saat itu menderita sakit terimbas efek Kecelakaan yang menimpanya di kawasan Bate Geuluengkue Simpang Mamplam sepulang member pengajian.
Bukti lainnya adalah dengan meminta SKPK bidang keagamaan dana pembangunan kepada perguruan Tinggi dibawah pimpinan Abu Mudi di Samalanga nyakni STAI Al Aziziah (IAI) sekira Rp 1 milyar dalam APBK murni tahun 2016. Menurut informasi yang diperoleh, Perguruan Tinggi IAI ini berdiri diatas tanah asset tiga desa kemukiman Mesjid Raya Samalanga.
Pemilik Lahan tiga desa dimaksud masing-masing Desa Kp Putoh, Desa Mideuen Jok dan Desa Mideuen Geudong awalnya berdiri TPA milik bersama tiga desa yang dilengkapi bangunan tuan dari papan lapuk. Kini lapak bangunan TPA kemukiman Mesjid Raya itu telah digunakan pihak Yayasan Mudi Mesra dengan status pinjam pakai dan mendirikan bangunan megah dan bertingkat yang kini dinamai Institut Agama Islam (IAI).
Menyangkut Baliho kandidat Bupati Bireuen milik Tu Sop dan pasangannya dr Pur, terpasang diseputaran sebuah kantin hingga atap bangunan berukuran master miliknya seorang tokoh muda dan religius bernama Nek Tafa.
“Siapa yang mau melarang ini kan tempat pribadi saya. Saya berhak memajang kandidat manapun sesuka saya,” tegas Nek Tafa kepada Bongkar News Selasa 4 Oktober 2016, seraya mengaku baliho Tu Sop yang sebelah barat pintu gerbag Mudi Mesra juga pihaknya yang pasang.
Menurut Nek Tafa, jika berbicara politik calon pemimpin daerah kedepan, Ulama merupakan sosok yang tepat untuk dijadikan pilihan. Menurutnya, tanah Aceh butuh ulama yang memiliki moral tinggi dan memiliki pendukung ikhlas dan setia dalam segala suasana.
“Secara prinsip dan sesuai dengan arahan guru agama saya, sosok Tu Sop lah yang patut menjadi pemimpin untuk mengimbangi perkembangan zaman yang kian tidak stabil seperti sekarang ini,” urai Nek Tafa, seraya mengaku Dirinya merupakan Relawan Tu Sop Ring I untuk Kecamatan Samalanga dan sekitarnya.
Menyangkut dengan adanya ulama besar disekitar kantin usahanya yang dari awal diketahui sangat anti dan berupaya maksimal agar Tu Sop jangan mencalonkan diri untuk menjadi pimpinan daerah, menurut tokoh muda peduli kemajuan daerah ini, secara moral memang seharusnya saya menghormati pandangan beliau untuk tidak menghampar baliho tersebut disekitar pesantren yang beliau pimpin.
Namun karena akhirnya kita tau kalau ternyata Abu Mudi mendukung dan berdiri dibelakang calon bupati lainnya, berarti apa salahnya bagi kita mendukung calon yang kita yakini mampu mensejahterakan masyarakat daerah,” demikian tandas Nek Tafa dengan nada tegas.(Roesmady)
Tags: