BANDA ACEH (MA) — Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut yang baru saja berakhir menyisakan sejumlah masalah, salah satunya adalah belum diterimanya honor oleh sebagian volunteer, Liaison Officer (LO), dan workforce.
Padahal, mereka merupakan ujung tombak yang berperan penting dalam menyukseskan acara tersebut. Keterlambatan dalam pembayaran honor ini dianggap sebagai bentuk kelalaian dari pihak panitia PON.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Usman Lamreung dalam siaran persnya pada Rabu, (2/10). Menurutnya, meski sebagian dari para tenaga pendukung PON sudah menerima haknya, masih ada yang belum mendapat pembayaran. Ketidakadilan ini menimbulkan pertanyaan mengenai perbedaan perlakuan terhadap volunteer, Liaison Officer, dan workforce yang sama-sama berperan penting dalam kelancaran acara.
Para volunteer, LO, dan workforce ini dinilai berhak menerima penghargaan atas kerja keras yang telah mereka lakukan, baik dalam bentuk honor yang sesuai maupun sertifikat penghargaan. Keterlambatan pembayaran honor ini mencerminkan kurangnya perhatian dari pihak panitia terhadap hak-hak mereka yang telah mengabdi demi kesuksesan PON.
Usman juga mendesak Penjabat (Pj) Gubernur Aceh untuk segera mengambil langkah konkrit dalam menyelesaikan masalah ini. Ia berharap Pj Gubernur memastikan seluruh hak volunteer, LO, dan workforce segera dibayarkan.
Selain itu, katanya, sebagai bentuk apresiasi, disarankan agar diadakan acara temu ramah bagi para volunteer, sekaligus pemberian sertifikat penghargaan atas kontribusi mereka selama acara.
Langkah cepat dan tepat dari Pj Gubernur diharapkan dapat menyelesaikan masalah ini dengan baik serta menjadi bukti nyata bahwa pemerintah benar-benar memperhatikan kesejahteraan dan hak para relawan yang telah berkontribusi besar dalam penyelenggaraan PON Aceh-Sumut, pungkasnya. (Sayed Panton).