SABANG (MA) – Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Titik Soeharto bersama sejumlah anggotanya melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Sabang, tiba di Sabang Ketua Komisi beserta rombongan langsung meninjau pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di pantai Gampong Ie Meule, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Rabu (09/04/2025).
Putri dari Presiden Republik Indonesia kedua ini terkejut melihat pembangunan SKPT bantuan hibah dana dari negara Jepang ini, dinilai jalan ditempat alias tidak selesai-selesai. Ia pun meminta kepada Ir H T A Khalid anggota DPR RI asal Aceh untuk memantau proses kelanjutan proyek pengembangan industri perikanan ini.
Menurut Titik Soeharto pembangunan pelabuhan perikanan yang dirancang untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan ekonomi lokal tersebut hingga kini belum rampung dikerjakan, padahal pembangunan sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu.
“Mulai tahun 2017 dan sekarang sudah tahun 2025, tapi baru kerangkanya saja. Dermaganya pun belum rampung. Ini jelas terlalu lambat dan harus segera dipacu,” ujar Ibu Titiek Soeharto saat melakukan reses ke Provinsi Aceh, dan meninjau langsung pembangunan tersebut.
Titik menambahkan SKPT Sabang ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang mendapat dukungan dana hibah dari Jepang. Namun, hingga delapan tahun berselang, fasilitas itu belum juga dapat dimanfaatkan oleh para nelayan.
“Kami tadi sudah lihat langsung di lapangan, dan akan kita cari tahu apa masalah sebenarnya Tapi yang jelas, saya sudah tekankan bantuan hibah seperti ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan dikorupsi, jangan diselewengkan. Jangan sampai kita malu, sudah diberi bantuan tapi tidak dimanfaatkan dengan baik,” tegas Ibu dari anak Presiden Prabowo Subianto ini.
Lebih lanjut dikatakan, ia telah menugaskan anggota Komisi IV asal Aceh, Ir. H T A Khalid, untuk mengawal proyek-proyek yang tertunda di Sabang, termasuk SKPT ini, agar bisa segera selesai dalam waktu dekat.
Dalam kunjungannya tersebut, Siti Hediati Soeharto atau biasa dikenal dengan Mbak Titiek juga mengunjungi titik Nol Kilometer Indonesia, pihaknya juga menyoroti adanya potensi konflik kewenangan antara tiga pihak yang merasa memiliki hak pengelolaan kawasan konservasi tersebut.
“Kita akan cari solusi bersama, ini milik kita bersama, untuk kepentingan masyarakat. Harus dirembukkan baik-baik siapa yang akan mengelola agar kawasan ini bisa jadi destinasi wisata unggulan,” ucapnya.
Dirinya mengungkapkan kekagumannya terhadap kekayaan alam Sabang, termasuk fakta bahwa kawasan itu menjadi jalur migrasi burung-burung dari Eropa menuju Australia.
“Biasanya kita lihat di National Geographic, ternyata ada di negeri kita sendiri. Ini harus dipromosikan, supaya masyarakat tahu. Ini bisa jadi destinasi yang luar biasa, instagramable, dan bukan hanya untuk wisatawan lokal, tapi juga dari negara tetangga,” ungkapnya.
Ia juga berharap, kawasan konservasi dan pelabuhan perikanan terpadu SKPT Sabang bisa segera selesai dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, dan peran aktif media lokal untuk mengawal perkembangan pembangunan SKPT.
“Jika hingga akhir tahun proyek tersebut belum rampung, wartawan lokal bisa memberikan laporan langsung ke Komisi IV DPR RI,”pintanya.
Tolong dikawal ya, kalau belum selesai juga di tahun ini kami dikabari. Kita ingin nelayan bisa segera menikmati manfaat pembangunan ini,” tutupnya. (Jalaluddin Zky)