Jika Tak Cepat Ditangani Sabang Bisa Jadi Kota Sampah Setelah Ditinggalkan Petugas THL

Pemandangan disalah satu sudut kota Sabang penuh tumpukan sampah

SABANG (MA) – Kota yang selama ini dijuluki kota wisata nan indah dan jauh dari tumpukan sisa aktifitas sehari-hari, kini pulau yang telah mendunia ke-elokan tersebut jika tak segera ditangani bisa-bisa menjadi kota sampah.

Pasalnya, para pemegang sapu dan tukang angkat sampah yang bertugas selama ini dibawah komando Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Sabang, mereka lempar handuk akibat belum menerima upahnya (gaji) sejak memasuki tahun 2025 (Januari sampai Februari)

Menurut informasi yang diperoleh media ini menyebutkan sebanyak 133 Tenaga Harian Lepas (THL) dan 9 Tenaga Honorer yang selama ini bekerja tak mengenal lelah dan waktu pasukan tebal bulu hidung ini lempar handuk. Akibatnya, tumpukan sampah dalam beberapa hari terakhir telah menjadi pemandangan tak elok di setiap sudut kota wisata ini.

Bahkan, 142 orang pasukan bergelut dengan berbagai jenis sampah yang bekerja pada DLHK Kota Sabang, mereka sempat mendatangi dinas tersebut untuk menanyakan haknya (gaji) yang belum dibayarkan.

Para pekerja kalau diluar negeri dibayar mahal ini melakukan aksi mogok kerja sejak Kamis kemarin hingga hari ini, Jumat (28/2/2025). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas keterlambatan pembayaran gaji yang belum mereka terima sejak Januari hingga Februari 2025.

BACA JUGA...  Kapolres Sabang "Jeb Kupi' Bersama Tokoh Masyarakat Gampong

Menurut keterangan dari salah seorang THL dia mengungkapkan bahwa biasanya mereka menerima gaji paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Akan tetapi kali ini terjadi penundaan tanpa kepastian. Sehingga, Meugang yang merupakan tradisi kearifan Aceh, mereka tak dapat membeli daging Meugang.

“Sebelumnya Kepala DLHK menyatakan bahwa gaji kami akan dibayarkan pada 20 Februari dan kemudian dijanjikan lagi akan dibayarkan pada tanggal 25 Februari, namun kenyataannya sampai sekarang belum dibayarkan janjinya bohong semua. Pimpinan DLHK ini tak punya hati terkesan tidak mau tau soal kehidupan kami,” katanya sembari meminta awak media merahasiakan namanya.

Para pekerja kebersihan ini mendesak DLHK, agar segera membayar hak mereka, mengingat tugas mereka sangat penting dalam menjaga kebersihan kota, terutama di bulan suci Ramadhan. Jika gaji tak dibayarkan tentunya mereka juga tidak sanggup bekerja dan harus mencari penghasilan di tempat lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Pemerintah harus punya hati dan lihatlah kami, keluarga kami butuh makan. Jangan biarkan kami kelaparan, sementara kota ini bersih karena kerja keras kami. Kalau hak kami tidak dibayarkan maka, kami juga akan terus mogok., ujarnya.

BACA JUGA...  Sebelum Hancur Lebur Sebaiknya Dilakukan Evaluasi Manajemen RSUD Sabang

Sementara itu, Kepala DLH Kota Sabang, Faisal, saat dikonfirmasi membenarkan adanya pekerjaan THL dan Honorer yang menuntut gaji yang belum terbayar. Pun begitu, Faisal berjanji akan menyelesaikan persoalan tersebut

“Betul bang mereka mendatangi kantor DLHK menuntut haknya, dan jika belum terselesaikan mereka enggan bekerja atau mogok. Pun demikian, kami akan membayar hak mereka setelah anggaran masuk ke DLHK,” ungkapnya.

Selain itu, jelas Faisal pihaknya sedang berupaya melakukan mediasi agar para pekerja kembali bekerja hingga Maret. Namun, karena keterbatasan tenaga, operasional pengangkutan sampah menjadi terganggu.

“Kami memiliki total 11 armada, tapi saat ini hanya 4 armada yang beroperasi, yang dijalankan oleh PNS DLH,” jelasnya.

Faisal menargetkan pencairan gaji dapat dilakukan dalam satu minggu ke depan. Namun, ia menegaskan bahwa proses ini masih bergantung pada persetujuan dari pemerintah provinsi.

“Pencairan ini ada prosesnya. Kami harus melakukan pergeseran anggaran dan menunggu persetujuan dari provinsi, jadi membutuhkan waktu. Bukan berarti kami tidak mau membayar,” terangnya

BACA JUGA...  DPRK Sabang Minta Ekskutif Dapat Terus Mempertahankan WTP dan Memperbaiki Temuan BPK-RI

Meskipun menghadapi kekurangan personel, Faisal memastikan pihaknya tetap berkomitmen menjaga kebersihan Kota Sabang.

“Kami akan berusaha secepat mungkin agar gaji mereka segera dibayarkan, sehingga persoalan tersebut segera kelar,” imbuhnya.

Saat diminta ketemu langsung dengan awak media Faisal awalnya berjanji akan duduk dengan wartawan usai shalat Jum’at, namun sampai berita ini dirilis mantan kadis PUPR dan Pariwisata Kota Sabang tak menempati janji.

“Oke bang nanti usai shalat Jum’at kita ketemu setelah saya duduk makan siang dengan pak Kasat Reskrim Polres Sabang,” janji bapak yang terkesan hanya alasan saja. (R).