Menurutnya, masyarakat sangat berharap jembatan tersebut kembali segera dibangun karena dibutuhkan. “ADD tahun 2021 tidak cukup, diharapkan Pemerintah Kabupaten dapat memprioritaskan dengan angaran APBK,”harap Rabiansyah.
Laporan | Syawaluddin
KUALASIMPANG (MA) – Terkait jembatan yang roboh didusun Tanjung Mulia, Kampung Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh. “Itu disebabkan oleh forcemajeure (faktor alam) karena cuaca ekstrem dan intensitas curah hujan sangat tinggi hingga meluapnya Sungai Tamiang,” Jelas Datok Penghulu Kampung Kaloy, Rabiansyah pada mediaaceh.co.id, Sabtu, 20 Februari 2021 di Karang Baru.
Pembangunan jembatan itu bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2019. Senilai Rp130 juta rupiah. Sedang sistem pengerjaannya diswakelolakan pada Kampung.
“Begitu jembatan roboh diterjang air pada tanggal 20 Oktober 2020 lalu, selanjutnya pada 23 Oktober pihak perangkat langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Kecamatan melalui surat, dengan tembusan ke Polsek Tamiang Hulu, Koramil, Bupati, Inspektorat, dan DPMKPPKB Aceh Tamiang,” ujar Datok Rabiasnyah, yang didampinggi Kaur Pemerintah, Irwan Effendi.
Datok Rabiansyah menjelaskan, jembatan tersebut dibangun melalui Anggaran Dana Desa (ADD) Tahun 2019 sebesar Rp.130 juta. Pekerjaannya selesai pada bulan Mei 2019, dengan kondisi baik dan sudah dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar. “Dengan dibangunnya jembatan itu aktifitas masyarakat dalam mengangkut material batu, koral dan bertani menjadi lebih mudah,” Katanya.
“Namun, jembatan yang sangat didambakan masyarakat ini roboh dikarenakan faktor alam dengan turunnya curah hujan yang cukup tinggi selama dua hari ditambah lagi dengan meluapnya air sungai yang mengakibatkan jembatan roboh pada oktober 2020,” terangnya.
Menurutnya, masyarakat sangat berharap jembatan tersebut kembali segera dibangun karena dibutuhkan. “ADD tahun 2021 tidak cukup, diharapkan Pemerintah Kabupaten dapat memprioritaskan dengan angaran APBK,”harap Rabiansyah.
Dalam kesempatan tersebut Datok Radiansyah juga menjelaskan alasan kenapa ada perangkat kampung meminta salah warga untuk menghapus postingan di Berita Aceh Tamiang terkait jembatan ambruk.
“Berhubung pihaknya sudah melaporkan resmi terkait ambruknya jembatan tersebut kepada pihak kecamatan dan Pemkab Aceh Tamiang. Maka, perangkat kampung meminta warga untuk menghapus postingan yang sudah diposting di BAT,” jelasnya. (*)